tidak ada yang sulit untuk Allah saat kita berdoa kepada Allah
Garut (ANTARA) - Ribuan santri menggelar doa bersama membacakan Selawat Burdah Imam Al Bushiri di Pondok Pesantren Al Halim, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (22/3) malam, untuk mendoakan bangsa Indonesia agar secepatnya terbebas dari ancaman wabah virus corona.

Pengasuh Pondok Pesantren Al Halim, Kabupaten Garut, H.R.M Romli mengatakan, santri dan santriwati semuanya berkumpul membacakan selawat burdah sebagai bentuk doa dan memohon pertolongan kepada Allah untuk menyembuhkan dan terhindar dari wabah penyakit.

"Tidak ada yang sulit untuk Allah saat kita berdoa kepada Allah, kita meyakini bahwa Allah yang menurunkan corona dan Allah juga yang bisa menyembuhkan," kata Romli.

Baca juga: Shalat lima waktu di Masjid Sultan Kasimuddin baca doa Qunut Nazilah
Baca juga: MUI keluarkan lima seruan untuk tangkal Covid-19


Ia menuturkan, upaya memerangi wabah penyakit virus corona membutuhkan dua hal yang utama yakni selalu berdoa dengan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT dan upaya nyata dengan menghindari wabah itu.

Menurut Romli, pemerintah sudah melakukan upaya nyata yakni dengan menginstruksikan seluruh lapisan masyarakat untuk diam di rumah selama 14 hari agar bisa memutus wabah virus corona.

"Pemerintah sudah menginstruksikan agar masyarakat selama 14 hari untuk diam di rumah, itu adalah langkah nyata dari pemerintah," katanya.

Baca juga: Pemerintah kirim doa keselamatan untuk warga Aceh di China
Baca juga: Doa Nur Taibah terkabul ketika anaknya kembali dari Tiongkok


Sedangkan upaya lainnya, kata Romli, yaitu berdoa memohon kepada Maha Pencipta alam yang membuat dan mampu menyembuhkan dari segala penyakit termasuk wabah virus corona.

"Tentunya kita harus juga mendoakan, meminta kepada yang mengirimkan dan menyembuhkan corona, Allah subhanahu wa taala," kata Romli.

Ia menambahkan, selawat yang dibacakan para santri secara bersama-sama itu merupakan Selawat Burdah Imam Al Bushiri yang berasal dari Mesir berisi 163 bait selawat.

Selawat itu, lanjut Romli, memiliki nilai sejarah dengan pembuatnya yang saat menulis dalam kondisi sakit lumpuh setengah dan tidak ada yang mampu menyembuhkannya.

Saat kondisi lumpuh itu, kata Romli, Imam Al Bushiri menyusun doa-doa dan pujian untuk memohon kesembuhan kepada Allah swt melalui syafaat dari Nabi Muhammad SAW.

“Dengan izin Allah setelah mengulang-ulang membaca dan berdoa agar penyakitnya diangkat saat tertidur, lalu bangun, Imam Al Bushiri ini sembuh dari penyakitnya," katanya.

Baca juga: Wali Kota Bogor memohon doa dari semua pihak
Baca juga: Jamaah di Makassar gelar qunut nazilah untuk cegah mewabahnya Covid-19



 

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020