Proyek Hyundai senilai 1,55 miliar dolar AS ditargetkan selesai pada 2030 dan akan menyerap 3.720 tenaga kerja dalam dua tahap pembangunan.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melakukan kunjungan ke pabrik PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) di Cikarang Tengah, Bekasi, Jawa Barat,  Jumat, guna memastikan investasi dan kegiatan produksi berjalan sesuai target.

Proyek Hyundai senilai 1,55 miliar dolar AS ditargetkan selesai pada 2030 dan akan menyerap 3.720 tenaga kerja dalam dua tahap pembangunan.

Bahlil dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat, mengatakan baik pemerintah Indonesia dan Korea Selatan memiliki komitmen tegas untuk mengawal, membantu dan memfasilitasi seluruh investor asal negeri ginseng yang ada di Tanah Air, termasuk pembangunan pabrik mobil Hyundai yang direncanakan dalam kurun waktu dua tahun.

"Komitmen pendirian pabrik ditandatangani pada saat saya mendampingi Presiden Joko Widodo ke Korea tahun lalu. Hari ini kita lihat jelas, sekalipun di tengah pandemi COVID-19, tetapi mereka mampu menjalankan proyeknya, tentu dengan memperhatikan SOP oleh pemerintah. Ini harusnya dijadikan contoh bagi industri atau investor lain yang tengah menjalankan usaha di Indonesia, bahwa di tengah COVID-19 bukan berarti usahanya tidak jalan, semuanya jalan," kata Bahlil.

Baca juga: BKPM: Investasi garda depan hindari stagnasi ekonomi saat Covid-19

Mantan Ketua Umum Hipmi itu mengatakan pada awalnya akan segera dilakukan groundbreaking pabrik, namun ditunda karena pandemi COVID-19.

"Tapi saya sangat mengapresiasi karena Hyundai tetap menargetkan akan sudah berproduksi pada Desember 2021. Kita akan menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang akan menghasilkan mobil listrik. Kita harus dukung," ujarnya.

Bahlil pun meminta komitmen Hyundai agar tidak terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di tengah pandemi COVID-19. BKPM meyakinkan Hyundai bahwa proyek ini penting untuk tetap berjalan agar mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk terus bergerak.

Presiden Hyundai Motor Asia Pasific Lee Young Tack mengatakan Hyundai memahami saat-saat ini merupakan situasi sulit yang dihadapi oleh Indonesia dan dunia. Namun, semua rencana perusahaan akan tetap dijalankan tanpa penundaan.

"Karena dukungan yang kuat dari pemerintah Indonesia, terutama BKPM, tidak ada masalah dalam proyek kami. Terima kasih banyak. Kami akan menjalankan proyek ini sesuai yang direncanakan, dan akan mulai berproduksi pada Desember 2021," katanya.

Baca juga: Bahlil ingin bahan baku APD dari Korea-China dijemput, ini alasannya

Lee Young Tack mengatakan Indonesia penting bagi Hyundai karena potensi dan kapasitasnya yang sangat besar.

"Indonesia akan menjadi basis pusat produksi pertama Hyundai di kawasan ASEAN, dan kami akan ekspor juga ke negara-negara Asia Pasifik,” imbuhnya.

Hyundai akan memulai produksi komersialnya bulan Desember 2021 dengan kapasitas tahunan 150.000 unit dan ditargetkan mencapai 250.000 unit per tahun ketika mencapai kapasitas penuh.

Selain untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal Indonesia, perusahaan juga akan mengekspor produknya ke pasar utama di kawasan Asia Pasifik, terutama Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Filipina.



 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020