Jakarta (ANTARA) - Pandemi virus corona baru (COVID-19) juga menyerang dunia fesyen.

South China Morning Post pada Senin (13/4) menulis upaya mempertahankan bisnis fesyen di tengah pandemi virus corona sangatlah berat.

Menurut laporan yang dirilis oleh McKinsey bekerja sama dengan majalah Business of Fashion, industri fesyen dunia akan mengalami penurunan penjualan sebesar 27-30 persen.

Baca juga: Lacoste produksi ratusan ribu masker yang dapat dicuci

Baca juga: Corona ancam produksi iklan fesyen


Penjualan barang-barang mewah akan mengalami penurunan lebih besar lagi yakni berkisar 35-39 persen atau turun sekitar 650 miliar dolar AS dibanding tahun 2019.

Pakar mode Mario Ortelli mengatakan virus corona memiliki dampak yang menghancurkan sejauh ini.

Nyatanya, beberapa label fesyen besar seperti Burberry, Prada dan Michael Kors sudah melaporkan penurunan penjualan di masa pandemi. Sementara label-label indie kesulitan untuk mempertahankan bisnisnya.

Danielle Bailey, seorang analis dari L2 Gartner mengatakan beberapa label kemungkinan akan bisa melewati krisis. Label-label kecil akan gulung tikar jika mereka tidak memiliki cadangan finansial yang cukup.

Ortelli yakin bahwa label fesyen yang telah memiliki nama besar seperti Hermes akan bertahan lebih baik dibanding label yang hanya mengandalkan mode fashion semata karena konsumen akan lebih mungkin menginvestasikan uang mereka pada produk yang sudah jelas berkualitas.

Baca juga: Ralph Lauren donasikan ratusan ribu masker dan APD

Baca juga: Louis Vuitton kembali buka bengkel produksinya untuk jahit masker

Baca juga: Perancang sepatu Sergio Rossi meninggal karena komplikasi corona

Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020