Jakarta (ANTARA) - PSA Group mengaku memiliki cukup dana untuk mengatasi penjualan yang merosot sampai separuh tahun ini akibat pandemi virus corona dan mereka akan mencoba untuk menghindari bantuan dari negara jika memungkinkan.

"Kami ingin perusahaan menjadi sebebas mungkin dari ketergantungan publik," kata Kepala Keuangan, Philippe de Rovira kepada para analis yang menambahkan bahwa PSA tidak meminta pinjaman yang dijamin oleh pemerintah. Hal ini dikutip dari Reuters, Rabu.

Seperti rival di Eropa dan tempat lain, pemilik Peugeot telah menutup pabrik karena pemerintah memberlakukan lockdown untuk memerangi pandemi, sementara diler  juga ditutup, menghentikan penjualan mobil.

PSA, yang juga membuat kendaraan Citroen, DS, Opel, dan Vauxhall, belum menetapkan tanggal untuk melanjutkan produksi di Eropa, dan eksekutif mengatakan tidak ada gunanya menambah level stok hingga vendor membuka kembali.

Saat ini, 90 persen dari staf PSA telah menggunakan skema pengangguran dan sebagian lainnya cuti. Misalnya para staf yang berada di Perancis itu didanai oleh pemerintah, tetapi sejauh ini PSA tidak menggunakan bantuan dari negara lain.

Saat ini, Perusahaan telah membukukan penurunan hingga 15,6 persen dalam penjualan kuartal pertama dengan 15,2 miliar euro, dengan adanya himbauan lockdown di Eropa hanya mempengaruhi beberapa minggu terakhir. Analis di Jefferies mengatakan pendapatan PSA lebih tangguh dari yang diharapkan.


Baca juga: Bridgestone tangguhkan produksi 11 pabrik di Jepang

Baca juga: Volkswagen tutup pabrik di Brazil hingga April

Baca juga: Ssangyong Motor dan serikat pekerja tandatangani kesepakatan upah
Pewarta:
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020