Jakarta, 23/6 (ANTARA) - Departemen Kehutanan mengembangkan lima jenis Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang menjadi prioritas pengembangan yaitu Rotan, Bambu, Lebah, Sutera dan Gaharu. Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan No.35/Menhut-II/2007 telah ditetapkan jenis-jenis HHBK yang terdiri dari 9 kelompok HHBK yang terdiri dari 558 spesies tumbuhan dan hewan.

Paradigma baru sektor kehutanan memandang hutan sebagai sistem sumberdaya yang bersifat multi fungsi, multi guna dan membuat multi kepentingan serta pemanfaatannya diarahkan untuk mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Paradigma ini makin menyadarkan kita bahwa produk HHBK merupakan salah satu sumber daya hutan yang memiliki keunggulan komparatif dan paling bersinggungan dengan masyarakat sekitar hutan. HHBK terbukti dapat memberikan dampak pada peningkatan penghasilan masyarakat sekitar hutan dan memberikan kontribusi yang berarti bagi penambahan devisa negara. Produksi HHBK pada 10 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Produksi Hasil Hutan Bukan Kayu tahun 1997/1998-2006

Tahun                                          Jenis Komoditas
               Rotan (ton) Bambu (ton) Lebah Madu (ton) Sutera (ton) Gaharu (kg)
1997/1998 32.389,00                       2.774,21                 66,80           300.000
1998/1999 62.644,24                       1.519,48                135,70           220.000
1999/2000 38.416,53                       2.019,12                 63,58            550.000
2000         94.752,43                       1.862,05                 71,13            425.000
2001         23.835,51                       2.112,00                110,36           200.000
2002         17.778,53                       1.931,70                  90,84           200.000
2003         127.294,93    4.463         1.948,68                  88,77           175.000
2004         1.880.503,07 4.847         3.841,47                  55,30           175.000
2005         221.381,02                     1.567,14                  69,45            175.000
2006         24.554,33                       1.421,38                  13,65            175.000

Sumber : Baplan dalam Eksekutif Data Strategis Kehutanan, 2007

FAO memperkirakan 80% dari populasi penduduk di negara berkembang menggunakan HHBK untuk kebutuhan bagi kesehatan dan nutrisi. Saat ini peran HHBK makin meningkat, tidak hanya untuk kebutuhan dasar saja. Pada tahun 1999 diperkirakan nilai perdagangan HHBK di dunia mencapai US$1,100 juta, dengan rata-rata tingkat pertumbuhan pasarnya 20%/tahun.

Produk HHBK bagi masyarakat di sekitar hutan bisa menjadi sumber pendapatan yang berkelanjutan sebelum tanaman kayu hutan dipanen. Mereka bisa memperoleh tambahan pendapatan bersamaan dengan penerapan cara hidup yang tradisional dan bersahabat dengan alam. Usaha pedesaan bisa tumbuh tidak hanya berbasis budidaya dan pemanenan saja, tetapi juga penambahan nilai tambah melalui pengolahan produk, pengemasan, sertifikasi dan transportasi. Tiap provinsi mempunyai komoditas HHBK unggulan, sebaran komoditas HHBK per Provinsi disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Sebaran Komoditas Unggulan HHBK per Provinsi

No Provinsi                            Jenis Komoditi HHBK Unggulan
1    Nangroe Aceh Darussalam Gondorukem, Arang, Gaharu
2    Sumatera Utara                 Kemiri, gambir, gondorukem, getah l
3    Sumatera Barat                 Kemiri, Gambir, Kulit manis
4    Riau                                 Getah Jelutung, Gaharu, Arang
5    Jambi                               Getah Jelutung
6    Sumatera Selatan             Gaharu, Kemiri
7    Lampung                          Kemiri
8    Bengkulu                          Gaharu, Kemiri
9    Daerah Khusus Ibukota                -
10  Jawa Barat                        Gondorukem, kemiri, Sutera alam, Bambu
11  Jawa Tengah                     Sutera alam
12  Istimewa Yogyakarta          Bambu
13  Jawa Timur                        Empon-Empon, Gondorukem
14  Kalimantan Barat               Gaharu, biji Tengkawang & getah Jelutung
15  Kalimantan Tengah            Gaharu, biji Tengkawang & getah Jelutung
16  Kalimantan Selatan            Kemiri, getah Jelutung
17  Kalimantan Timur               Biji Tengkawang & getah Jelutung
18  Sulawesi Utara                  Getah Damar, gondorukem
19  Sulawesi Tengah               Rotan, Getah Kopal, Aren
20  Sulawesi Selatan               Rotan, Sutera, Gondorukem, getah kopal, Aren, Sagu
21  Sulawesi Tenggara             Aren, Rotan, Getah Kopal
22  Nusa Tenggara Barat         Gaharu, minyak cendana, gondorukem, Madu
23  Nusa Tenggara Timur         Lak, minyak cendana, kemiri, bambu, Kayu putih
24  Maluku Sagu,                    getah kopal, kayu putih
25  Maluku Utara                     Sagu, getah kopal, kayu putih
26  Papua                               Sagu, gambir, buah merah, gaharu, kemiri
27  Irian Jaya Barat                  Sagu, buah merah, gaharu
28  Banten                              Bambu, tanaman obat
29  Kepulauan Bangka             Gaharu
30  Gorontalo                          Sagu
31  Sulawesi Barat                  Kemiri
32  Kepulauan Riau                 Getah jelutung, gaharu, arang
33  Bali                                  Gondorukem, bambu, sutera

Sumber : Strategi dan Rencana Aksi Pengembangan HHBK Nasional, 2008

Untuk keterangan lebih lanjut, silakan hubungi Masyhud, Kepala Pusat Informasi Kehutanan, Departemen Kehutanan


Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2009