Masyarakat diminta menjadi jumantik di rumah masing-masing sesuai kebijakan jaga jarak fisik dan jaga jarak sosial
Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat mencatat sebanyak 212 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) telah terjadi hingga April 2020 di Kota Jakarta Pusat akibat cuaca yang saat ini mulai memasuki musim penghujan.

"Catatan kami dari Januari hingga April ini sudah ada 212 kasus DBD di Jakarta Pusat," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat Erizon Safari saat dihubungi, Rabu.

Baca juga: Kemenkes: Waspadai DBD selama penerapan PSBB

Baca juga: Menkes kerahkan tim medis dari Jakarta tangani DBD di Sikka

Baca juga: Dua bulan, terjadi 165 kasus DBD di Jakarta Selatan


Erizon mengatakan terjadi kenaikan yang signifikan memasuki Bulan Maret untuk kasus DBD bersamaan dengan munculnya pandemi COVID-19. Meski demikian jumlah kasus mulai menurun di bulan April.

"Nah bulan April sudah mengalami penurunan tapi kita tidak tahu bisa saja mengalami kenaikan. Soalnya intensitas curah hujan masih terjadi," kata Erizon.

Hingga Senin (27/4) tercatat dari 8 kecamatan, ada 7 kecamatan yang memiliki kasus DBD dengan kasus terbanyak terdapat di Kecamatan Cempaka Putih yaitu 10 kasus, disusul Kecamatan Kemayoran dan Tanah Abang masing-masing 7 kasus, laly kecamatan Senen 3 kasus, Kecamatan Gambir dan Menteng masing-masing 2 kasus dan terakhir Kecamatan Johar Baru dengan 1 kasus.

Meski terjadi penurunan, Erizon berharap selain mewaspadai penyebaran COVID-19 masyarakat juga dapat mewaspadai kondisi rumah dari bahaya penyakit Demam Berdarah itu.

Ia berharap meski tidak ada Juru Pemantau Jentik (Jumantik) keliling karena penerapan 'physical distancing' masyarakat secara sadar menjadi Jumantik bagi keluarganya di rumah masing-masing.

"Ini pentingnya peningkatan para kader jumantik mandiri di rumah masing-masing harus ditingkatkan, sehingga kasus DBD tidak meningkat," kata Erizon.

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020