Angka ini mengalami sedikit penurunan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019 yang tumbuh 4,85 persen dan terkontraksi 2,62 persen dibandingkan triwulan sebelumnya
Padang, (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat mencatat ekonomi di provinsi itu tumbuh 3,92 persen pada triwulan I 2020.

"Angka ini mengalami sedikit penurunan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019 yang tumbuh 4,85 persen dan terkontraksi 2,62 persen dibandingkan triwulan sebelumnya," kata Kepala BPS Sumbar Pitono di Padang, Selasa.

Ia memaparkan kontraksi ekonomi Sumbar pada triwulan I 2020 itu dipicu oleh sektor produksi akibat lesunya perekonomian pada sektor industri pengolahan.

Ini dipicu oleh turunnya produksi kelapa sawit dan berkurangnya permintaan global terhadap CPO, kata dia.

Selain itu dari sisi pengeluaran didorong oleh menurunnya kinerja komponen pengeluaran konsumsi pemerintah yang signifikan sebesar minus 47,20 persen, ujarnya.

Kemudian tanaman pangan mengalami pertumbuhan negatif karena turunnya produksi palawija.

"Untuk angkutan udara juga terkontraksi di atas satu persen karena penurunan jumlah penumpang dan pembatalan penerbangan akibat wabah Corona Virus Disease (COVID-19)," kata dia.

Sebaliknya program bekerja dari rumah telah meningkatkan penggunaan internet dan pemasangan jaringan internet lebih dari 100 persen sehingga sektor komunikasi dan informasi tumbuh signifikan.

Sedangkan realisasi penanaman modal selama triwulan I 2020 hanya Rp366 miliar.

Untuk sektor perdagangan juga tumbuh positif karena terjadinya peningkatan ekspor, penjualan mobil dan motor serta pertumbuhan sektor pertanian.

Dari sisi konsumsi rumah tangga penyaluran bantuan sosial pemerintah dan penyaluran kredit konsumsi tumbuh tinggi dibandingkan triwulan yang sama pada 2019.

Sebelumnya Bank Indonesia perwakilan Sumatera Barat memperkirakan pertumbuhan ekonomi Sumbar berada pada kisaran dua persen pada tahun ini sebagai imbas dari mewabahnya Corona Virus Disease (COVID-19).

"Kalau dalam kondisi normal ekonomi Sumbar mampu tumbuh lima persen dengan adanya wabah COVID-19 turun menjadi dua persen," kata Kepala BI perwakilan Sumbar Wahyu Purnama.

Menurut dia, angka dua persen itu dengan asumsi COVID-19 akan mereda pada Juni dan Juli 2020 namun jika terus berlanjut akan membuat ekonomi Sumbar kian turun.

Sebagai salah satu daerah tujuan wisata ada banyak sektor yang terdampak mulai dari transportasi, hotel, restoran, perdagangan hingga kuliner,

Selain itu semua usaha kecil menengah yang terkait pariwisata juga terimbas dan tidak bisa beroperasi.

"Bahkan ada pelaku UKM yang beralih usaha menjadi produsen APD agar tetap bisa bertahan," kata dia.

Ia menyampaikan hal ini tidak hanya menimpa Sumatera Barat melainkan semua daerah yang terdampak COVID-19 juga merasakan hal serupa.

Baca juga: BPS: Ekspor Sumbar Maret 2020 mencapai 140,12 juta dolar AS

Baca juga: BPS : kunjungan wisatawan asing ke Sumbar turun sejak Maret

 

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020