dengan adanya tambahan personil yang membawa pengalaman dari Bappenas dan Kemenko Perekonomian, UMKM dapat lebih dibantu
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki melantik tiga pejabat eselon I untuk mengisi posisi Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Madya Kementerian Koperasi dan UKM.

Ketiga orang itu adalah Hanung Harimba Rachman sebagai Deputi Bidang Pembiayaan, Eddy Satria sebagai Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha, dan
Ahmad Zabadi sebagai Deputi Bidang Pengawasan.

"Dengan dilantiknya tiga Pejabat Pimpinan Tinggi Madya yang dilakukan dalam kondisi pandemi COVID-19, diharapkan para pejabat ini mampu cepat beradaptasi dengan pekerjaan dan secara masif melakukan gerakan perubahan yang signifikan untuk membantu Kementerian Koperasi dan UKM dalam menjalankan program-program antisipasi dampak COVID-19 terhadap pelaku UMKM,” kata Teten dalam acara pelantikan di Jakarta, Rabu.

Teten juga mengingatkan beberapa program antisipasi dampak COVID-19 untuk pelaku UMKM. Antara lain, stimulus daya beli produk UMKM dan koperasi, Belanja di Warung Tetangga, restrukturisasi dan subsidi suku bunga kredit usaha mikro, dan restrukturisasi kredit khusus bagi koperasi melalui LPDB-KUMKM, juga program Masker untuk Semua.

Usai pelantikan, Deputi Bidang Pengawasan Ahmad Zabadi menegaskan bahwa jajarannya akan meningkatkan kepercayaan publik terhadap koperasi. Karena, secara nyata, koperasi berdasarkan data telah memberikan dukungan kredit kepada anggota dan masyarakat lebih dari Rp60 triliun. "Ini bukan sebuah angka yang kecil,” kata Zabadi.

Oleh karena itu, lanjut Zabadi, pengawasan koperasi harus dilihat dari perspektif bagaimana pemerintah mendorong gerakan koperasi, khususnya simpan pinjam, agar dapat dipercaya publik dan memberikan konstribusi dalam melakukan pembiayaan, khususnya bagi pelaku usaha mikro dan kecil.

Dalam kesempatan yang sama, Eddy Satria yang baru dilantik sebagai Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha mengakui, sebelum COVID-19 tantangan membangun koperasi dan UMKM itu sangat besar.

“Ke depan, dengan adanya tambahan personil yang membawa pengalaman dari Bappenas dan Kemenko Perekonomian, UMKM dapat lebih dibantu hingga bisa bangkit berdasarkan kekuatan sendiri,” kata Eddy.

Selain itu, kata Eddy, UMKM juga bisa berkontribusi lebih besar untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia; di mana 90 persen bentuk usaha di Indonesia adalah UMKM dan hanya segelintir saja yang merupakan usaha besar.

"Artinya, selain tenaga kerja, kita juga harus meningkatkan mutu dan pemanfaatan teknologi untuk mempercepat ini semua,” kata Eddy.

Sementara itu, Deputi Bidang Pembiayaan Hanung Harimba Rachman menjelaskan, targetnya yang paling dekat adalah memperkuat pembiayaan untuk UMKM dan koperasi dalam masa COVID-19 dan juga pemulihan. "Kita akan menyiapkan langkah-langkah tersebut,” kata Hanung.

Salah satunya, adalah dengan membangun arsitektur UMKM yang tidak hanya murah, namun juga mudah diakses oleh para pelaku UMKM. "Saya rasa itu pekerjaan rumah yang lumayan cukup besar yang perlu kita jalankan,” kata Hanung.

Hal yang pasti, Hanung menekankan, dalam masa COVID-19 ini, ia akan lebih banyak membantu UMKM dan koperasi terkait masalah keuangannya.

“Tujuannya, agar mereka bisa bertahan. Dan untuk ke depannya, di masa pemulihan, kita juga ingin turut andil dalam mempercepat ‘recovery’, khususnya dari sektor pembiayaannya,” katanya.



Baca juga: Teten gelar pelatihan e-learning untuk koperasi dan UMKM

Baca juga: Menkop siapkan dua skema mitigasi pelaku UMKM terdampak COVID-19

Baca juga: Teten ajak lebih banyak UMKM produksi masker kain

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020