Jakarta (ANTARA) - Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando mengatakan pihaknya siap mengubah strategi kerja menyusul pemotongan 30 persen dari anggaran Perpusnas.

"Kami mengubah strategi kerja agar target-target yang ditetapkan dapat tercapai," ujar Syarif Bando dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.

Keputusan itu merupakan hasil penyesuaian anggaran belanja berdasarkan Perpres No 51/2020, yang mana Perpusnas terkena pemotongan anggaran sebesar Rp106 miliar. Selanjutnya berdasarkan Surat Menteri Keuangan No S-302/MK.02/2020 Perpusnas terkena penambahan pemotongan anggaran sebesar Rp97,5 miliar.

Sehingga total pemotongan menjadi Rp204,2 miliar atau sekitar 30,9 persen dari total anggaran.

"Jadi sisa anggaran Perpusnas menjadi Rp454,7 miliar," ujar dia.

Syarif menambahkan pemangkasan anggaran itu sebenarnya menghambat sejumlah program prioritas yang sudah disusun, termasuk di dalamnya membangun aplikasi dan big data.

Kepala Biro Hukum dan Perencanaan Perpusnas Joko Santoso mengatakan perpusnas siap mengubah strategi yang lebih menekankan efisiensi dan efektif.

"Mengacu pada Perpres Nomor 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur APBN, maka ada beberapa kegiatan yang terpaksa kami hilangkan dan kurangi, di luar perjalanan dinas," ujar dia.

Anggota Komisi X DPR Sofyan Tan meminta Perpusnas untuk tetap fokus dalam menjalankan fungsi utama Perpusnas sekaligus harus teliti dan efisen dalam menjalankan program prioritas yang dibutuhkan masyarakat.

"Minimal Perpusnas mempunyai anggaran Rp1 triliun, namun sepertinya belum dipahami bersama mengenai pentingnya perpustakaan dan fungsinya sebagai salah satu jalan mencerdaskan bangsa. Kami bisa toleransi pada saat pemotongan Rp100 miliar, tetapi kok dilakukan pemotongan lagi," kata Sofyan.

Pewarta: Indriani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020