Presiden menginstruksikan Gugus Tugas untuk menyiapkan suatu simulasi agar bila akan melonggarkan tahapan harus jelas, setiap fase ada yang dilakukan
Jakarta (ANTARA) - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo menyebut pembukaan tempat ibadah, termasuk untuk Shalat Idul Fitri berjamaah di masjid, masih mempertimbangkan risiko bahaya yang mungkin muncul akibat COVID-19.

“Menyangkut adanya keinginan membuka tempat ibadah, tadi Pak Wapres mengingatkan peserta rapat bahwa pembukaan tempat ibadah sangat tergantung apakah masih ada bahaya yang mengancam atau tidak,” kata dia setelah rapat terbatas dari Jakarta, Selasa.

Ia mengikuti rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo (melalui video konferensi) dengan topik "Evaluasi Pelaksanaan Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)".

Doni menambahkan dalam pertemuan itu dibahas salah satunya mengenai kemungkinan pelonggaran untuk membuka tempat ibadah.

Baca juga: Shalat Idul Fitri ditiadakan jika COVID-19 tak terkendali, sebut MUI

Ia mengatakan jika tidak ada risiko yang berbahaya maka mungkin saja misalnya shalat dilakukan secara berjamaah di masjid-masjid.

“Kalau bahaya tidak ada bisa saja shalat dilakukan tapi kalau masih ada ancaman COVID-19, maka shalat Id berjamaah tidak dilakukan,” katanya.

Pihaknya secara khusus juga telah mendapat tugas dari Presiden untuk menyusun dan menyiapkan suatu simulasi sehingga fase-fase dalam pemulihan setiap sektor kehidupan dapat berjalan dengan baik.

“Presiden menginstruksikan Gugus Tugas untuk menyiapkan suatu simulasi agar bila akan melonggarkan tahapan harus jelas, setiap fase ada yang dilakukan,” kata Doni.

Baca juga: Pemerintah kaji dua opsi pengganti cuti Lebaran 2020
Baca juga: Wapres: Shalat berjamaah tidak boleh dilakukan di zona merah COVID-19

 

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020