Denpasar,(ANTARA News) - Kelompok seniman Bali mendesak pemerintah untuk dapat memperjuangkan dan mempertahankan Tari Pendet sebagai salah satu warisan dan kekayaan milik bangsa Indonesia.

"Kami harapkan Pemerintah Indonesia dapat mempertahankan Tari Pendet, setelah jenis kesenian yang warisan turun-temurun dari nenek moyang masyarakat Bali itu diklaim milik Malaysia," kata Ida Ayu Agung Mas, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD-RI), ketika dihubungi ANTARA di Denpasar, Senin.

Ia menyebutkan, pihaknya akan secepatnya menyampaikan aspirasi para seniman Bali itu kepada pemerintah untuk dapat ditindaklanjuti, sehingga bangsa ini tidak lagi kehilangan harta kekayaan yang tidak ternilai harganya.

Tidak hanya Tari Pendet, namun lukisan atau corak batik dan beberapa karya cipta lagu-lagu daerah di Tanah Air juga sempat diklaim milik Malaysia. "Ini sudah sangat keterlaluan," ucapnya.

Malaysia lewat siaran iklan "Visit Malaysia Year" terkesan mengklaim Tari Pendet atau tari selamat datang yang biasa disuguhkan masyarakat Bali kepada para tamu penting yang datang ke Pulau Dewata.

Tari Pendet yang dibawakan wanita berbusana adat Bali ditayangkan berkali-kali dalam iklan "Visit Malaysia Year" pada beberapa stasiun televisi di dalam dan luar negeri.

Gurubesar Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Prof Wayan Dibia MA menyatakan, berdasarkan pengamatan pihaknya, penari yang ditayangkan dalam iklan tersebut adalah orang Bali.

"Dua penari yang tampil merupakan alumnus ISI Denpasar yang bernama Lusia dan Wiwik. Sementara pengambilan gambarnya dilakukan Bali Record sekitar dua hingga tiga tahun lalu," ujar Prof Dibia.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009