Kita melihat ada beberapa perusahaan yang mampu bertahan di masa pandemi COVID-19, seperti industri tekstil serta baju yang beralih memproduksi masker dan baju-baju khusus
Jakarta (ANTARA) - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani menyarankan agar perusahaan yang mau bertahan di masa normal baru harus berani melakukan transformasi atau diversifikasi terhadap produk atau jasanya agar tetap produktif.

"Menurut saya, perusahaan-perusahaan yang mau bertahan di masa normal baru harus berani melakukan perubahan serta transformasi produk atau jasanya, atau melakukan diversifikasi terhadap produk mereka. Ini yang akan bisa bertahan untuk dua tahun ke depan," ujar Aviliani dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa.

Selain itu, dia juga menambahkan bahwa kondisi normal baru ini tidak secara otomatis meningkatkan pendapatan masyarakat, tetapi dunia usaha harus mampu mengikuti perubahan.

"Kita melihat ada beberapa perusahaan yang mampu bertahan di masa pandemi COVID-19, seperti industri tekstil serta baju yang beralih memproduksi masker dan baju-baju khusus di rumah," kata Aviliani.

Aviliani menilai bahwa perusahaan-perusahaan yang berhasil melakukan transformasi atau diversifikasi terhadap produk atau jasanya di masa normal baru justru menangguk keuntungan lebih banyak dibandingkan sebelum pandemi.

"Pada akhirnya pelaku-pelaku usaha ini mendapatkan keuntungan yang lebih banyak, karena dia bisa mengetahui apa yang dibutuhkan oleh konsumen saat ini," katanya.

Sebelumnya pengamat bisnis Lucky Esa dari Asia Entrepreneurship Training Program (AETP) menilai banyak pelaku usaha menawarkan hal-hal baru terhadap bisnisnya agar dapat bertahan di era pandemi COVID-19.

Selain itu, Lucky Esa juga menyarankan agar para pelaku bisnis mulai melakukan desain ulang terhadap bisnisnya masing-masing selama pandemi COVID-19 ini.

Baca juga: Aviliani: Sektor pariwisata akan lama pulih, ini alasannya
Baca juga: Indef: Ada dunia usaha yang bertahan dan terempas di normal baru

 

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020