Para pemrotes menyerukan penegakan kebebasan sipil dan penggulingan rezim sebagai akibat dari kemarahan rakyat atas memburuknya situasi ekonomi, sosial, keamanan dan politik
Amman (ANTARA) - Ratusan warga Suriah di kota Druze, Sweida pada Rabu turun ke jalan untuk hari keempat aksi protes mengenai kondisi ekonomi yang memburuk dan menuntut pelengseran Presiden Suriah Bashar al Assad.

Warga mengatakan demonstran di dekat alun-alun kota Druze menyerukan penggulingan Assad dan menggemakan nyanyian dari protes awal pro-demokrasi pada 2011, yang dibubarkan dengan keras oleh pasukan keamanan hingga memicu kekerasan, yang merupakan awal dari konflik sembilan tahun di Suriah.

Suriah berada dalam pergolakan krisis ekonomi yang dalam yang telah membuat nilai mata uangnya pada awal pekan ini anjlok dengan cepat hingga mencapai rekor 3.000 poundsterling Suriah per dolar Amerika Serikat.

Sebelumnya, nilai tukar mata uang Suriah pada awal konflik tahun 2011 adalah 47 poundsterling Suriah per dolar AS.

Baca juga: Suriah bagian selatan jadi target serangan helikopter Israel
Baca juga: Hari ke-41 gencatan senjata di Idlib Suriah "aman waspada"


Aksi protes kali ini yang dilakukan sejak Minggu (7/6) juga menyerukan pengakhiran korupsi yang merajalela dan penarikan milisi Iran dan pasukan Rusia, yang mendukung Presiden Assad.

Iran dan Rusia telah membantu Assad mendapatkan kembali sebagian besar wilayah yang sempat berada dalam kekuasaan pemberontak yang berusaha mengakhiri kekuasaan Presiden Suriah itu.

"Para pemrotes menyerukan penegakan kebebasan sipil dan penggulingan rezim sebagai akibat dari kemarahan rakyat atas memburuknya situasi ekonomi, sosial, keamanan dan politik," kata Noura al Basha, seorang warga dan aktivis.

Untuk pertama kalinya sejak protes dimulai, puluhan pendukung pemerintah mengorganisasi demonstrasi balasan di depan kantor pemerintah provinsi, di mana mereka mengkritik gelombang sanksi AS yang baru dan lebih keras, yang dikenal sebagai Caesar Act, yang mulai berlaku akhir bulan ini.

Otoritas Suriah menyalahkan sanksi Barat atas kesulitan yang meluas di kalangan penduduk sipil Suriah, di mana jatuhnya nilai mata uang Suriah telah menyebabkan melonjaknya harga sehingga masyarakat harus berjuang untuk membeli makanan dan kebutuhan dasar.

Media pemerintah Suriah tidak menyebutkan aksi protes kelompok oposisi.

Kota Sweida telah terhindar dari kerusuhan, yang terlihat di bagian lain Suriah sejak awal konflik, dan tetap berada di bawah kekuasaan pemerintah.

Mayoritas penduduk Druze telah lama menolak ditarik ke dalam konflik Suriah yang mengadu domba kelompok pemberontak Sunni dengan pemerintahan Assad.

Sumber: Reuters

Baca juga: WFP: Hampir 8 juta warga Suriah tidak aman pangan dan rentan COVID-19
Baca juga: Suriah bagian selatan jadi target serangan helikopter Israel

Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020