Kami mengapresiasi telah ditemukan formulasi yang efektif untuk mencegah atau mengobati COVID-19...
Jakarta (ANTARA) - Badan Intelijen Negara (BIN) dan peneliti Universitas Airlangga (Unair) yang sudah berhasil menemukan efektivitas formulasi kombinasi obat terbukti efektif menyembuhkan pasien COVID-19 mendapatkan apresiasi Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah Jawa Timur (Jatim).

Sekretaris PWNU Jatim Dr M Hasan Ubaidillah melalui pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu, mengapresiasi langkah BIN bersama Unair yang berhasil menemukan kandidat obat COVID-19 sehingga menjadi "angin segar" untuk menyembuhkan pasien Corona.

"Kami mengapresiasi telah ditemukan formulasi yang efektif untuk mencegah atau mengobati COVID-19 ini yang ditemukan oleh BIN bekerja sama dengan Departemen Penyakit Tropik di Unair," katanya.

Kombinasi obat tersebut diharapkan dapat dijadikan standar pemberian obat bagi pasien COVID-19, terutama di rumah sakit rujukan pemerintah dan juga rumah sakit lainnya.

Ubaidillah yang juga pengajar IAIN Sunan Ampel berharap kandidat obat untuk pasien COVID-19 bisa segera diproduksi secara massal, sehingga rumah sakit yang menangani pasien COVID-19 bisa menggunakan kandidat obat tersebut.

"Kalau bisa diproduksi secara massal secepatnya. Tentunya, akan sangat membantu sekali. Kita harus apresiasi bersama dan kita dorong agar secepatnya hal tersebut bisa diproduksi secara masif dan massal agar bisa membantu bagi saudara-saudara kita yang terkena wabah COVID-19. Sekali lagi, atas nama NU kami sangat mengapresiasi terhadap apa yang dilakukan oleh BIN," ujarnya.
Baca juga: Unair Surabaya temukan lima kombinasi obat penawar COVID-19


Selain mengapresiasi penemuan kandidat obat untuk pasien COVID-19, PWNU Jatim juga mengapresiasi pelaksanaan tes cepat massal di Surabaya secara maraton yang sudah dilakukan oleh BIN sejak 29 Mei dan direncanakan selesai pada 15 Juni 2020.

"Atas nama Pengurus Wilayah NU Provinsi Jatim, kami sangat mengapresiasi dengan setinggi tingginya apa yang telah dilakukan oleh BIN. Dari konfirmasi dan diskusi yang barusan kita lakukan hampir 20 ribu yang sudah di 'rapid' dan 'swab'. Ini sungguh angka yang luar biasa dan sangat membantu masyarakat dalam rangka memutus mata rantai penyebaran COVID-19," ujar Ubaidillah.

Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim Dr Nadjib Hamid juga mengapresiasi tes cepat yang diselenggarakan BIN, karena bermanfaat baik untuk warga Jawa Timur, khususnya Surabaya.

Nadjib menyebut tes cepat sebagai upaya pencegahan yang baik, serta bisa menyadarkan masyarakat untuk peka bahwa ancaman COVID-19 masih nyata.

"Saya menyaksikan sendiri di beberapa tempat bahwa kegiatan BIN ini memperoleh apresiasi luar biasa dari masyarakat. Atas nama Muhammadiyah, kami mengucapkan terima kasih karena dengan kegiatan ini sangat banyak masyarakat yang terbantu dan mudah-mudahan apa yang dilakukan oleh BIN benar-benar bermanfaat dan menyadarkan masyarakat bahwa COVID-19 ini memang ada," ujarnya pula.
Baca juga: BIN koordinasikan percepatan produksi formulasi obat COVID-19


Ia mengungkapkan bahwa dalam ajaran Islam salah satu upaya untuk menjaga diri adalah dengan mencegahnya, demikian pula tes cepat oleh BIN dinilai mampu mencegah penularan COVID-19.

"Dalam konteks agama bahwa menjaga diri itu juga menjalankan perintah agama, tetapi mengabaikan untuk berjaga diri, misalnya jelas berkerumun di tengah banyak orang, tidak pakai masker, itu juga bagian dari bunuh diri karena tahu bahwa akibat tidak pakai masker dalam kerumunan massa itu bisa berbahaya. Agama tidak mengajarkan demikian, maka pencegahan dengan menjaga diri itu penting, salah satunya dengan mengecek kesehatan lewat kegiatan ini," katanya lagi.

Sebelumnya, Sekretaris Utama BIN Komjen Pol Bambang Sunarwibowo mengatakan kandidat obat ini telah ditemukan berkat kerja sama BIN dan para peneliti Unair.

Saat ini, kata dia, BIN tengah melakukan koordinasi dengan Kemenkes dan BPOM terkait perizinan dan produksi kandidat obat ini.

"Mudah-mudahan kandidat obat baru juga bisa dalam waktu dekat dihasilkan dari kerja sama BIN dengan para peneliti Unair. BIN sudah melakukan rapat koordinasi dengan Kemenkes, BPOM, dan produsen obat untuk percepatan perizinan dan produksinya. Semuanya mendukung, saya sangat yakin karena ini demi pemulihan anak bangsa," ujarnya pula.

Langkah tersebut, kata dia, merupakan instruksi dari Kepala BIN Jenderal Pol (Purn) Prof Dr Budi Gunawan SH MSi dalam memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Baca juga: Peneliti Unair temukan potensi Stem Cell sebagai obat COVID-19

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020