Cilacap (ANTARA) - Awal musim kemarau di sebagian wilayah Jawa Tengah bagian selatan dan pegunungan tengah Jateng diprakirakan mundur, kata analis cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Rendi Krisnawan.

"Berdasarkan prakiraan sebelumnya, awal musim kemarau di sebagian wilayah Jateng selatan dan pegunungan tengah diprakirakan berlangsung pada akhir Mei atau awal Juni. Namun, kenyataannya pada awal Juni hingga saat sekarang masih ada potensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat di beberapa wilayah," katanya di Cilacap, Selasa.

Ia mengatakan berdasarkan prakiraan deterministik curah hujan per dasarian (10 hari, red.) yang dikeluarkan BMKG Stasiun Klimatologi Semarang pada awal bulan Juni, curah hujan di wilayah Jateng selatan dan pegunungan tengah pada dasarian ketiga Juni diprakirakan masuk kategori rendah.

Dengan demikian, kata dia, awal musim kemarau di wilayah Jateng selatan dan pegunungan tengah khususnya Kabupaten Cilacap dan Banyumas diprakirakan akan berlangsung pada akhir bulan Juni atau awal Juli.

Baca juga: BMKG prediksi Jaksel berpotensi hujan disertai angin kencang

Baca juga: BMKG pasang WRS generasi terbaru di 315 lokasi seluruh Indonesia


"Kondisi atmosfer sampai saat ini yang masih labil, sehingga hujan masih berpotensi terjadi seperti dalam beberapa hari terakhir," katanya.

Disinggung mengenai kondisi cuaca di wilayah perairan maupun Samudra Hindia selatan Jawa Barat hingga Daerah Istimewa Yogyakarta, Rendi mengatakan gelombang tinggi berpeluang terjadi akibat pengaruh angin timuran.

Bahkan, kata dia, tinggi gelombang di wilayah perairan maupun Samudra Hindia selatan Jabar-DIY diprakirakan mencapai 4-6 meter atau masuk kategori sangat tinggi dan berbahaya bagi pelayaran.

"Oleh karena itu, kami mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku hingga tanggal 17 Juni 2020 dan akan diperbarui jika ada perkembangan lebih lanjut," katanya.*

Baca juga: Gempa magnitudo 5,7 di Maluku Utara tidak berpotensi tsunami

Baca juga: Cuaca di pelabuhan Jakarta diperkirakan cerah

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020