Saya memang khawatir kalau momentum itu menuju pada nasionalisme dan pemenuhan masing-masing, maka kalau tidak diselesaikan RCEP dalam waktu dekat, bisa-bisa lolos momentumnya
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia berharap perundingan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP), yang melibatkan anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa  Asia Tenggara dan beberapa negara mitra, segera dirampungkan agar tidak kehilangan momentum untuk memperkuat kerja sama antarbangsa.

Harapan itu disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Mahendra Siregar, saat menjawab pertanyaan ANTARA pada sesi tanya jawab kuliah umum virtual, Rabu.

"Kita harapkan negosiasi dengan negara-negara ASEAN dan mitra ASEAN, disebut dengan RCEP, Regional Comprehensive Economic Partnership, itu bisa diselesaikan segera karena momentumnya masih ada," kata Mahendra.

Ia menjelaskan momentum membangun kerja sama antarkawasan penting segera ditindaklanjuti demi menghindari perubahan sikap politik negara anggota perundingan.

Baca juga: Menlu Jepang tegaskan upaya menarik India ke dalam RCEP
Baca juga: Airlangga pastikan Indonesia siap manfaatkan peluang perdagangan RCEP


"Saya memang khawatir kalau momentum itu menuju pada nasionalisme dan pemenuhan masing-masing, maka kalau tidak diselesaikan RCEP dalam waktu dekat, bisa-bisa lolos momentumnya," terang dia, seraya menyebut salah satu anggota punya kepentingan tersendiri yang dapat mempengaruhi sentimen negara-negara anggota.

"RCEP juga menyangkut salah satu negara yang punya kepentingan politik, keamanan tersendiri yang bisa mempengaruhi sentimen  di dalamnya," tambah dia.

Sebelumnya, dalam kuliah umum yang sama, Mahendra sempat membahas peran China dalam peta kekuatan politik dunia dan perseteruannya dengan Amerika Serikat.

China merupakan satu dari 16 anggota perundingan RCEP.

Perundingan RCEP mulanya diikuti oleh 16 negara, yaitu 10 anggota ASEAN dan enam mitra pasar bebas (FTA) ASEAN, yaitu Australia, China, Jepang, Selandia Baru, Korea Selatan, dan India. Namun, India pada November 2019 memutuskan keluar dari perundingan RCEP karena menganggap kerja sama itu tidak sejalan dengan kepentingan nasional.

Namun, Indonesia tidak menganggap India keluar dari perundingan dan menilai RCEP masih diikuti 16 negara.

Di samping Indonesia, Jepang juga berharap India tetap bergabung dengan RCEP. Menteri Luar Negeri Jepang Motegi Toshimitsu saat mengunjungi Sekretariat ASEAN di Jakarta pada awal 2020 menyatakan pihaknya akan berupaya melobi India agar ikut dalam perundingan RCEP.

Korea Selatan pada Januari 2020 juga menyampaikan harapannya agar India tetap bergabung dalam perundingan RCEP, kata Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Chang-beom saat jumpa pers di Jakarta.

RCEP pertama kali diluncurkan secara resmi pada November 2012 saat Temu Puncak ASEAN di Kamboja. Perundingan berbasis teks RCEP telah disepakati oleh 15 negara anggota, kecuali India, saat Temu Puncak Asia Timur (EAS) di Bangkok, Thailand, pada November 2019.

Baca juga: Peneliti CIPS: RI gunakan RCEP sebagai blok perdagangan terbesar dunia
Baca juga: Korea Selatan ingin India tetap bergabung dalam RCEP

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020