Jakarta (ANTARA) - Tanoto Foundation melalui program SIGAP (Siapkan Generasi Anak Berprestasi), Senin, memulai kerja sama selama tiga tahun dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang, Banten.

Kerja sama tersebut diresmikan dalam pertemuan daring antara Bupati Pandeglang Irna Narulita di kantornya dengan Early Childhood Education and Development Tanoto Foundation, Eddy Henry di Jakarta. 

"Kami sangat menyambut baik uluran tangan ini, sejalan dengan target kami me-nol-kan angkat stunting di Pandeglang sekaligus menjadikan generasi mendatang kami, siap dalam kancah kompetisi nasional bahkan internasional," kata Bupati dalam sambutan.

Pandeglang, menurut Bupati, berjarak 111 km dari Jakarta, ibu kota negara, dan pada 2019 berhasil mengentaskan diri dari kabupaten tertinggal.

"Kami optimistis, dengan program bersama Tanoto Foundation ini, Pandeglang yang berada di Banten Selatan, nantinya dapat mengejar kemajuan saudara kami di kabupaten dan kotamadya di Banten Utara," kata Bupati.

SIGAP adalah program dari Tanoto Foundation yang berfokus pada pencegahan stunting dan pengasuhan pada anak usia dini untuk generasi siap sekolah.

SIGAP oleh Tanoto Foundation di Pandeglang dilakukan dengan dua program utama yaitu SIGAP usia 0-3 dan SIGAP usia 3-6.

SIGAP 0-3 berfokus pada peningkatan kemampuan orang tua dan pengajar supaya lebih memiliki pengetahuan dan keyakinan dalam menstimulasi perkembangan otak anak. Program tersebut dilakukan di tiga kecamatan dengan sembilan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) termasuk perbaikan tempat-tempat agar anak dan orang tua dapat bermain dan belajar dengan aman. 

Untuk SIGAP 3-6 tahun, Tanoto Foundation berfokus pada peningkatan kualitas dan akreditasi pengelola PAUD serta menyediakan peralatan termasuk penggunaan teknologi sehingga anak-anak tidak awam dan dapat menggunakan teknologi dengan benar. 

SIGAP dimulai oleh Tanoto Foundation di lima kotamadya dan Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, DKI dari 2019. Beberapa pekan lalu, SIGAP juga dimulai di Kabupaten Kutai Kartanegara.

"Masih mungkin dilakukan di daerah lainnya. Orang tua akan bisa lebih responsif, bersama anaknya usia 0-3 tahun mereka belajar bersama, bermain bersama. Jadi, kemampuan motorik, linguistik, sosial emosional, tumbuh kembang anak akan sesuai dengan usianya," kata Eddy.
 
Dia mengingatkan, periode 1.000 hari pertama kehidupan sangat penting bagi tumbuh kembang anak dan menentukan masa depannya. Stimulasi pada anak usia dini adalah sebuah kegiatan yang dibutuhkan dalam merangsang kemampuan dasar yang dimiliki anak agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Salah satu bentuk stimulasi yang dapat diberikan adalah melalui kegiatan bermain dengan menggunakan APE (alat permainan edukatif).

Mengenai pelaksanaan program tersebut yang dimulai dalam masa pandemi COVID-19, Eddy mengemukakan alat permainan edukatif yang diserahkan setiap pekannya akan dibersihkan dan memenuhi anjuran Kementerian Kesehatan.

Hal senada dikemukakan Bupati Irna yang mengatakan bahwa dalam masa pandemi, pihaknya terus melakukan pendampingan dan pelayanan terhadap guru.

"Ini tatanan baru untuk anak-anak kita, mereka jadi terbiasa menjaga kesehatan, menjaga jarak, komunikasi secara digital tidak dengan tatap muka. Orang tua dengan aplikasi pesan seketika bisa mengajarkan etika bersimpati, hormat menghormati dll. sehingga jadi kebiasaan ketika mereka memimpin," kata Bupati.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2020