Jakarta (ANTARA) - Tren jual-beli mobil bekas atau car listing secara daring (online) akan semakin diminati pada maupun setelah masa pandemi, menurut pengamat otomotif Yannes Martinus Pasaribu.

Ia berpendapat, hal ini didorong dengan latar belakang Indonesia sebagai pangsa pasar terbesar aneka produk di Asia Tenggara, termasuk otomotif.

"Pandemi COVID telah mempercepat migrasi komunikasi masyarakat hingga pelaku bisnis dari dunia riil ke dunia digital. Tren penjualan online meningkat drastis selama pandemi COVID ini," kata Yannes saat dihubungi ANTARA, Kamis.

Baca juga: Cara mengenali kendaraan bekas kena banjir

Lebih lanjut, ekosistem bisnis car marketplace saat ini dalam tahap awal pertumbuhannya menuju model Business to Customer dan Customer to Customer yang baru yang berbasis digital.

Menurut akademisi Institut Teknologi Bandung ini, hal tersebut berlaku baik untuk penjualan mobil baru maupun untuk mobil bekas.

Adanya promo hingga harga yang biasanya lebih murah pun juga menjadi daya tarik bagi calon pembeli mobil bekas online.

"Model bisnis car marketplace ini akan memangkas biaya distribusi dan penghapusan pembagian keuntungan antara produsen dan jaringan distribusi produk. Pada akhirnya berpotensi untuk menurunkan harga ritel dari kendaraan yang dijual," kata dia.

Segmen pasar
Ketika disinggung mengenai segmen pasar bagi car listing online, Yannes mengatakan bahwa kelompok pembeli pertama merupakan salah satu pangsa pasar terbesarnya.

"Terutama yang berasal dari generasi millenial atau generasi Y (kelahiran 1980-2000) yang sudah memiliki daya beli tinggi, dan akan semakin masif
kelak pada generasi Z (Kelahiran tahun 2000- kini) yang merupakan kelompok netizen," kata Yannes.

Ia memperhitungkan, saat kelompok generasi muda ini menjadi mesin ekonomi Indonesia, maka diprediksi pada tahun 2030-2045, dipastikan model bisnis car marketplace/ jual-beli kendaraan online akan mendominasi.

Lalu, bagaimana dengan generasi-generasi sebelumnya?

Untuk kelompok diatas generasi millenial, seperti generasi baby boomers (kelahiran tahun 1946-1964) dan silent generation (kelahiran 1925-1945), ia berpendapat bahwa kelompok ini masih membutuhkan kontak fisik dalam hal jual-beli kendaraan.

"Sedangkan, untuk generasi X (kelahiran 1965 -1979) sebagai generasi peralihan ke digital cenderung akan beradaptasi dengan berbagai kenyamanan dan kemudahan dari model bisnis baru ini," kata Yannes.



Baca juga: Platform mobil bekas Carro masuk Indonesia, gandeng Tokopedia

Baca juga: Tiga pertimbangan konsumen sebelum menjual mobil

Baca juga: Leasing kian ketat, penjual mobil bekas sulit dapat konsumen
Pewarta:
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020