Rio de Janeiro (ANTARA) - Warga di Kota Rio de Janeiro, Brazil, Kamis (2/7), dapat kembali berlari di pinggir pantai dan meminum air kelapa dingin di kios-kios di sepanjang pesisir.

Kota terbesar kedua di Brazil itu berupaya membuat beberapa aktivitas kembali normal, meskipun kasus positif COVID-19 di sana masih tinggi.

Para warga Kota Rio, yang disebut sebagai Cariocas, dapat kembali memasuki bar, restoran, dan pusat kebugaran karena pemerintah telah mengizinkan tempat usaha itu kembali beroperasi. Namun, sejumlah ahli khawatir kebijakan itu dapat memicu gelombang baru penularan virus.

Aktivitas berjemur di pantai masih dilarang di Kota Rio, tetapi pantai diperbolehkan buka untuk warga yang ingin berolahraga.

"Saya lega (pantai kembali buka, red) dan saya berharap keadaan dapat menjadi lebih baik," kata seorang warga, Flavio Vicente, 38, saat ia berolahraga di Pantai Copacabana.

Brazil menempati urutan kedua negara di dunia dengan kasus positif COVID-19 terbanyak, satu satu tingkat di bawah Amerika Serikat.

Kasus kematian akibat COVID-19 di Brazil per Rabu (1/7) mencapai 60.000 jiwa.

Di Rio, 6.618 orang meninggal akibat COVID-19 dalam empat bulan terakhir. Hanya 14 negara di dunia yang punya kasus kematian lebih tinggi dari Kota Rio.

Selama pandemi, pasien COVID-19 memenuhi 70 persen kapasitas rumah sakit pemerintah di Kota Rio.

Dalam restoran di Copacabana, Fernando Melo mengatakan ia tidak lagi cemas karena dapat kembali bekerja.

"Saya menjalani hari-hari yang cukup sulit di rumah, tidak melakukan apa-apa, tanpa punya uang," kata dia. "Kita pelan-pelan kembali menjalani kehidupan normal dengan harapan situasi akan jadi lebih baik pada masa normal baru ini," ujar dia.

Otoritas Kota Rio telah mengeluarkan sejumlah aturan kesehatan untuk memastikan keamanan sektor usaha selama pandemi. Beberapa aturan yang dibuat antara lain membatasi kapasitas pengunjung dan mewajibkan pelanggan membuat jadwal kunjungan.

Namun, sejumlah ahli kesehatan khawatir pemerintah terlalu cepat membuka kembali perekonomian di Rio.

"Pembukaan itu terlalu cepat. Kita melihat kasus kematian turun, tetapi bukan berarti pembukaan itu aman," kata Americo Cunha, seorang profesor di universitas negeri Kota Rio, UERJ, yang mengamati situasi selama wabah.

"Saya dapat mengatakan penularan virus telah meningkat karena pembukaan ini," tambah dia.

Ia menjelaskan kasus kematian harian di Rio masih naik, menunjukkan virus SARS-CoV-2, penyebab COVID-19, masih aktif di kota tersebut.

Kementerian Kesehatan Brazil mengumumkan per Minggu (28/6) sampai Rabu (1/7) sebanyak 252 orang di Kota Rio meninggal akibat COVID-19.

Sumber: Reuters

Baca juga: Korban meninggal corona di Brazil lampaui 60.000 jiwa

Baca juga: Militer Brazil bergerak lindungi suku Yanomami dari ancaman COVID-19

Baca juga: Rio de Jainero izinkan penonton di stadion mulai 10 Juli

 

Tiga warga Temanggung kontak dengan warga Brazil ABK yang positif COVID-19


​​​​​​​
 

Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020