Jakarta (ANTARA) - Mengikuti rapat atau pertemuan virtual yang panjang kadang melelahkan juga membosankan, dan Microsoft mencoba mengatasi masalah itu dengan meluncurkan fitur Together Mode di aplikasi Team baru-baru ini.

Together Mode di Microsoft Team akan menyatukan semua peserta konferensi video seolah-olah benar-benar bertemu di satu tempat, meskipun secara virtual ini tampaknya akan lebih menyenangkan.

Anda dan rekan-rekan kerja bisa disatukan di ruang virtual, seperti auditorium, ruang pertemuan atau 0, sehingga semua terlihat seperti sedang di tempat yang sama bersama-sama.

Fitur baru ini menghilangkan kotak-kotak tradisional, menciptakan lingkungan yang menurut pengguna memiliki dampak mendalam pada nuansa konferensi video dan memberikan lebih banyak kohesi kepada grup.

Baca juga: Microsoft tutup toko ritel di seluruh dunia

Baca juga: Microsoft rilis pratinjau aplikasi antivirus Android


Mode Together dibangun untuk memberi kesan bahwa semua orang bisa memandang seluruh orang dalam grup dalam cermin virtual besar, solusi unik namun sederhana yang mengubah seluruh pengalaman.

Otak orang terbiasa untuk menyadari orang lain berdasarkan lokasi mereka, dan efek cermin membuat otak lebih sulit untuk melihat penyimpangan kontak mata. Itulah beberapa kualitas yang memudahkan setiap orang untuk memberi tahu bagaimana mereka merespons satu sama lain.

"Kami adalah makhluk sosial, dan sistem kesadaran sosial dan spasial di otak akhirnya dapat berfungsi lebih alami dalam Together Mode," kata peneliti Microsoft, Jaron Lanier, di blog resmi Microsoft, dikutip, Kamis.

Ide untuk membuat fitur ini datang dari Lanier dan rekannya, Jeremy Bailenson, yang seorang profesor Universitas Stanford yang menghabiskan dua dekade meneliti kualitas komunikasi digital dan perilaku.

Ide ini berawal dari keinginan untuk menyatukan pembawa acara atau penyaji pertunjukan daring dengan para pemirsanya.

Untuk memahami kelelahan saat panggilan video, Bailenson, direktur pendiri Laboratorium Interaksi Manusia Virtual Stanford, menyisir selama beberapa dekade penelitian tentang komunikasi dan menemukan beberapa penyebab utama.

Misalnya, katanya, jika wajah seseorang tampak besar di bidang visual Anda di kehidupan nyata, maka secara otomatis dan tanpa sadar ada reaksi saraf dalam tubuh Anda yang meresponsnya.

Baca juga: Microsoft tutup "streaming" Mixer, alihkan pengguna ke Facebook Gaming

Baca juga: Microsoft PHK puluhan jurnalis, kemudian tugasnya diambil alih AI


Dan dalam panggilan video, sering kali ada kotak dengan wajah banyak orang yang mengisi kotak. Banyak yang harus ditangani oleh sistem saraf tubuh Anda, katanya.

Mary Czerwinski, seorang psikolog kognitif di Microsoft, mengatakan isyarat sosial non-verbal sangat otomatis sehingga anggota audiens bahkan dapat menyinkronkan pernapasan mereka dengan pembicara.

"Ada semua jenis isyarat halus--anggukan kepala, isyarat wajah, bahasa tubuh-- yang kami gunakan untuk menunjukkan bahwa kami memiliki masalah, atau kami ingin berbicara, atau kami setuju atau tidak setuju," kata Czerwinski.

Menggunakan Together Mode, kata dia,"Saya telah melihat orang-orang membungkuk dan saling mengetuk. Saya telah melihat orang-orang melakukan kontak mata satu sama lain yang tidak duduk berdekatan. Jadi orang sekarang dapat mempraktikkan beberapa pensinyalan sosial yang akan mereka lakukan dalam kehidupan nyata."

Tampilan Together mode adalah sama untuk semua orang di rapat dan tidak berubah, tidak seperti tampilan kisi yang menampilkan video peserta di lokasi yang berbeda di layar setiap orang dan menampilkan kotak seseorang berdasarkan siapa yang berbicara.

Karena seluruh area otak dikhususkan untuk memori spasial, konsistensi Together mode adalah cara "besar" untuk mengurangi beban kognitif panggilan video, kata Czerwinski.

Baca juga: Microsoft tertarik beli unit game Warner Bros

Baca juga: Microsoft umumkan desain baru menu "Start" Windows 10

Baca juga: Kasus malware Indonesia lebih tinggi dari rata-rata di Asia Pasifik

Pewarta: Suryanto
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020