Garut (ANTARA) - Warga Kampung Cilimushideung di Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, melakukan inovasi dengan mendirikan kampung internet mandiri untuk memenuhi kebutuhan warga mengakses internet secara murah dan mudah di tengah pandemi COVID-19.

"Alhamdulillah impian saya ini bisa terwujud, saya dan warga sudah membangun jaringan internet dan memasang kabel optik," kata Budi Hermawan penggagas ide kampung teknologi yang memasang jaringan internet mandiri di Kampung Cilimushideung, Garut, Sabtu.

Ia menuturkan, warga Kampung Cilimushideung yang berada di antara dua desa yakni Desa Mekarsari dan Cibunar itu kompak membangun jaringan internet secara mandiri yang pengelolaannya oleh Badan Usaha Milik Kampung (Bumka) untuk mewadahi program tekno sains itu.

Baca juga: Anggota DPR ingin layanan internet lebih terjangkau warga

Ia mengungkapkan, ide kampung teknologi itu sudah mulai digagas sejak lima tahun lalu hingga akhirnya bisa masuk jaringan internet yang mampu menjangkau 257 kepala keluarga di dua desa itu.

Warga yang ingin mengakses internet itu, kata dia, cukup membayar Rp33 ribu per bulan, atau ada juga paket harian dan mingguan yang dapat dibeli di pengurus RW atau Bumka.

"Warga bisa akses internet dengan murah, ada paket bulanan, ada juga harian dan mingguan, tinggal beli paketnya ke RW atau pengurus Bumka," katanya.

Ia menambahkan, tidak hanya memiliki jaringan internet, warga juga melakukan inovasi lain salah satunya komputer multi user, yakni satu CPU bisa dipakai untuk empat sampai 12 monitor.

Komputer multi user itu, kata dia, mampu menghemat penggunaan listrik sehingga warga bisa lebih hemat namun tetap bisa mengikuti perkembangan teknologi.

"Tentunya kalau dulu 12 orang butuh 12 CPU, sekarang cukup satu saja," katanya.

Baca juga: Guru datangi rumah siswa karena jaringan internet terbatas

Selain itu, kata Budi, pihaknya telah membuat alat bernama touchpen sederhana atau alat yang bisa dipakai menulis di layar komputer dan juga membuat aplikasi layar sentuh.

"Biasanya kan kalau infocus itu kalau mau pindah slide harus dari komputer, kalau ini kayak HP saja, jadi mau layarnya dari papan atau kain sekalipun, tetap bisa jadi touchscreen," katanya.

Ia berharap, inovasi yang telah dilakukan mendapatkan dukungan dari pemerintah, salah satunya yang diharapkan yakni memiliki izin internet servis provider (ISP) di kampung itu, karena jaringan internet yang dibangunnya belum mengantongi izin.

"Kami cuma minta bantuan kebijakan saja dari pemerintah, biar jaringan internet di Cilimushideung ini legal," katanya.

Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman mengapresiasi ide yang dilakukan Budi bersama warga lainnya dalam membangun kampung internet atau teknologi untuk kebutuhan warga di kampung itu.

"Saya bangga karena belum tentu orang kota memilikinya (jaringan internet mandiri)," katanya.

Menurut dia, jaringan internet dibutuhkan banyak warga, apalagi di tengah wabah COVID-19 banyak segala kegiatan menggunakan internet.

"Tentu sangat membantu dan meringankan beban orang tua. Saya salut dan takjub, warga di kampung bisa punya internet mandiri," katanya.

Helmi berjanji pemerintah daerah akan membantu untuk mengurus izin ISP dan sudah memerintahkan Diskominfo Garut untuk membantu pengurusan izin itu agar internet di Cilimushideung legal.

"Inovasi warga ini perlu didukung pemerintah," katanya.*

Baca juga: Internet berikan manfaat besar selama pandemi COVID-19
Baca juga: PGRI minta pemerintah mudahkan akses internet untuk belajar di rumah
Baca juga: Jaringan internet terkendali selama WFH

 

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020