Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia dan Inggris sepakat memperpanjang kemitraan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) hingga 2025.

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Indonesia Bambang PS Brodjonegoro dan Menteri Ilmu Pengetahuan, Riset, dan Inovasi Inggris Amanda Solloway MP menandatangani nota kesepahaman berkenaan dengan perpanjangan kemitraan tersebut di Jakarta, Rabu.

"Perpanjangan kemitraan dalam ilmu pengetahuan dan inovasi dalam jangka panjang akan meningkatkan kemampuan Indonesia untuk mengembangkan ekonomi berbasis pengetahuan dan dapat bersaing di pasar global," kata Bambang.

Ia menjelaskan, pemerintah Indonesia mengusulkan selanjutnya kerja sama antara kedua negara dalam pengembangan iptek difokuskan pada riset di bidang kesehatan, khususnya yang terkait dengan pembuatan vaksin, obat, alat kesehatan, dan sarana lain yang dibutuhkan untuk mendukung percepatan penanggulangan COVID-19.

Selain itu, ia melanjutkan, kerja sama riset juga dapat difokuskan pada bidang energi baru dan terbarukan, pariwisata, transportasi, dan bidang lain yang mendukung pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan kedua negara.

"Kolaborasi ini diarahkan untuk mendukung riset berdasarkan keunggulan ilmiah dalam bidang-bidang yang menghasilkan kontribusi sebanyak-banyaknya bagi pembangunan ekonomi kedua negara," kata Bambang.

Ia menjelaskan pula bahwa nota kesepahaman kemitraan antara pemerintah Indonesia dan Inggris juga akan menjadi payung bagi pelaksanaan kerja sama riset dan inovasi antar instansi riset maupun perguruan tinggi.

"Kami berharap kesempatan ini kita jadikan momentum untuk lebih produktif lagi dalam berkarya dan memberikan solusi bagi permasalahan global," katanya.

Pemerintah Indonesia berkomitmen meningkatkan pengembangan riset dan inovasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, antara lain melalui kemitraan dengan pemerintah Inggris.

Kerja sama penelitian Indonesia dan Inggris yang sudah berjalan antara lain riset tentang peningkatan hasil panen dan ketahanan pertanian terhadap perubahan iklim, penguatan pertahanan dan kemampuan deteksi cuaca ekstrim, serta pencegahan penyebaran penyakit menular.

Bambang mengatakan, kemitraan Newton Fund dalam beberapa tahun terakhir telah berhasil meningkatkan kerja sama riset dan inovasi yang terbukti menguntungkan kedua negara.

"Model kerja sama Newton Fund akan kami gunakan sebagai contoh dalam penerapan kemitraan ilmu pengetahuan internasional kami lainnya," katanya.

Kemitraan Indonesia dan Inggris dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlangsung sejak tahun 2014 telah membuahkan lebih dari 22 kompetisi pendanaan riset melalui 15 program riset dan inovasi. Kerja sama tersebut telah menghasilkan 2.205 publikasi gabungan sepanjang 2015 hingga 2019.

Menteri Ilmu Pengetahuan, Riset, dan Inovasi Inggris Amanda Solloway MP menekankan pentingnya kolaborasi dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa krisis global akibat COVID-19.

"Saya merasa bangga dapat melanjutkan kemitraan Inggris dengan Indonesia untuk terus bekerja bersama mengatasi tantangan-tantangan global, dari mencegah penyebaran penyakit menular di masa depan hingga mengurangi jejak karbon global," katanya.

Baca juga:
Indonesia, Inggris ingin vaksin jangkau seluruh masyarakat di dunia
Peneliti Indonesia raih Newton Prize 2019 untuk riset perubahan iklim

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020