Kami memang sempat menargetkan investasi di sektor hulu migas sekitar 14,5 miliar dolar AS saat di awal, namun realisasi saat ini memang baru mencapai sekitar 5,6 miliar dolar AS sehingga masih jauh sekali di mana baru sepertiga dari target.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi investasi sektor hulu minyak dan gas pada semester I 2020 baru sebesar 5,6 miliar dolar AS karena dampak pandemi COVID-19.

"Kami memang sempat menargetkan investasi di sektor hulu migas sekitar 14,5 miliar dolar AS saat di awal, namun realisasi saat ini memang baru mencapai sekitar 5,6 miliar dolar AS sehingga masih jauh sekali di mana baru sepertiga dari target," ujar Plt Direktur Jenderal Migas Ego Syahrial dalam konferensi pers daring di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, belum tercapainya target investasi tersebut tidak terlepas dari kondisi pandemi COVID-19 yang sedang dihadapi saat ini.

Baca juga: Kementerian ESDM beri keleluasaan investor pilih bentuk kontrak migas

Kendati demikian terdapat titik cerah bahwa memang penurunan harga minyak mentah yang sempat menyentuh angka belasan dolar AS pada Maret -April 2020, saat ini mulai bangkit kembali atau rebound di mana pada Juni 2020 mulai menyentuh harga di atas 40 dolar AS per barel.

Plt Dirjen Migas tersebut juga menyampaikan bahwa dari sisi penerimaan migas karena ada revisi APBN 2020, justru penerimaan migas telah mencapai 74 persen dari target Rp56,41 triliun.

Untuk lifting migas, saat ini mencapai sekitar 713 ribu barel minyak per hari (BOPD) dan dinilai memenuhi setelah ada revisi target lifting migas 2020.

Baca juga: Masuk semester II-2020, Pertamina EP catat peningkatan produksi migas

Berdasarkan revisi APBN 2020,  target lifting migas yang awalnya sebanyak 775 ribu BOPD kemudian direvisi menjadi sekitar 705 ribu BOPD.

Kementerian ESDM akan terus berupaya menjaga agar aktivitas dan iklim investasi hulu migas tetap berjalan optimal di tengah menghadapi situasi pandemi global yang dampaknya juga menyebabkan harga minyak dunia turun semenjak awal Maret 2020.

Sebagai ilustrasi, pandemi COVID-19 sangat berpengaruh bukan hanya di Indonesia melainkan juga di seluruh dunia. Seluruh perusahaan besar dunia melakukan pemotongan capital expenditure dengan kisaran rata-rata hampir 30 persen.

"Yang paling penting bagi kami adalah harus terus menjaga iklim hulu migas kit, jangan sampai ada penutupan sumur migas karena kalau sampai ini terjadi, hal itu merupakan sebuah kegagalan. Sampai sekarang di Indonesia belum ada sumur migas yang ditutup," kata Plt. Dirjen Migas Ego Syahrial.

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020