PGN telah melayani di sekitar 41 kawasan industri dari 87 kawasan industri nasional yang ada
Jakarta (ANTARA) - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) berkomitmen dan konsisten mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dalam memasok gas industri melalui perluasan optimalisasi utilitas gas bumi.

PGN menjalankan bisnis gas bumi secara terintegrasi tidak hanya penyaluran gas bumi dengan moda infrastruktur pipa saja, tetapi termasuk pengelolaan CNG dan LNG, untuk memenuhi kebutuhan gas di Indonesia yang meliputi 17 provinsi dan 66 kabupaten/ kota.

Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama dalam informasi tertulis di Jakarta, Selasa,  menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia didorong oleh sektor industri. Dalam hal ini PGN memenuhi kebutuhan gas bumi dengan harga yang kompetitif.

“Sektor industri berkontribusi sekitar 40 persen dari struktur ekonomi nasional. Oleh karena itu, PGN terus berupaya mendukung daya saing melalui efisiensi pada penggunaan bahan bakar, dengan menyalurkan gas bumi ke berbagai wilayah, maupun di kawasan industri dan Kawasan Ekonomi Khusus. Saat ini, PGN telah melayani di sekitar 41 kawasan industri dari 87 kawasan industri nasional yang ada,” jelas Rachmat.

Selama tahun 2019, untuk mendukung pemanfaatan gas bumi dan efisiensi penggunaan bahan bakar, PGN menambah wilayah penyaluran gas bumi ke berbagai sektor industri, seperti di Dumai, PKC dan Purwakarta-Subang. Sebagai contoh, saat ini lebih dari 128 industri di 8 Kawasan Industri di wilayah Bekasi telah menggunakan gas bumi PGN.

Berdasarkan volume penyaluran gas bumi ke pelanggan, segmen komersial–industri memiliki porsi penyaluran gas bumi paling besar, yang menyerap gas bumi sebesar 99,4 persen dari total penyaluran gas bumi PGN.

“Ke depan, PGN siap mendukung program pengembangan kawasan industri sebagai penggerak ekonomi sesuai dengan RJPMN 2020-2024, yang salah satunya Kawasan Industri Batang. Kemungkinan ke depan, dilaksanakan setelah selesainya pembangunan jalur pipa gas bumi Cirebon-Semarang, PGN akan mengembangkan infrastruktur gas CNG ataupun LNG. Selain itu, PGN akan membangun dan mengelola pipa gas di ruas Sei Mengkei – Dumai untuk mendorong pertumbuhan Kawasan Industri baru di sepanjang jalur pipa tersebut,” jelas Rachmat.

Menurut Rachmat, kawasan industri telah menjadi senada dengan proses industrialisasi dan dianggap sebagai alat yang kuat untuk menciptakan lapangan kerja, meningkatkan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi.

Selaras dengan komitmen tersebut, PGN sebagai subholding gas juga dalam proses penyelesaian implementasi kebijakan harga gas terhadap industri tertentu sebesar 6 dolar AS per MMBTU sesuai dengan Kepmen ESDM 89.K/ 2020. Komitmen ini optimis akan memberikan dampak positif dalam rangka pemulihan perekonomian industri nasional yang sempat terpukul akibat pandemi COVID-19.

Rachmat mengungkapkan bahwa dengan harga gas 6 dolar AS per MMBTU sesuai Kepmen ESDM, industri penerima manfaat yang menggunakan gas bumi sebagai energi pokok diperkirakan dapat memperoleh efisiensi yang cukup signifikan.

”Oleh karena itu, PGN grup sebagai penyalur gas utama konsisten untuk memonitor keandalan pasokan dan kondisi operasional jaringan pipa gas agar pemenuhan kebutuhan gas tidak terhambat,” imbuh Rachmat.

Sebagai contoh, industri keramik menargetkan untuk mendongkrak daya saing, sementara industri sarung tangan karet harus produksi lebih karena permintaan sarung tangan karet yang tinggi di tengah pendemi.

Baca juga: PGN lanjutkan kesepakatan tahap keempat Kepmen ESDM
Baca juga: PGN lakukan sejumlah upaya dukung pemulihan ekonomi nasional
Baca juga: PGN siapkan diri hadapi transformasi "holding" migas

 

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020