Sukabumi (ANTARA News) - Ratusan kios milik pedagang di Pasar Pangleseran, Jalan Palabuan II, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, hangus terbakar di lalap si jago merah pada Jumat petang.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun kerugian diprediksi mencapai Rp1 miliar.

Informasi yang diperoleh ANTARA, menyebutkan, kebakaran itu terjadi sekitar pukul 16.00 WIB ketika para pedagang tengah memberesi barang.

"Tiba-tiba saya melihat api menyala di toko sembako `Baja Hitam` milik salah seorang pedagang lainnya, Akew. Para pedagang berusaha memadamkan api, tetapi api terus membesar," kata salah seorang pemilik kios tembakau, Aip (51).

Menurut dia, karena angin di sekitar pasar cukup kencang menyebabkan api terus membesar dan menjalar ke kios pedagang lainnya.

"Akibatnya dari 234 kios yang ada di Pasar Pangleseran tersebut, 150 kios diantaranya hangus terbakar," katanya seraya mengaku dua toko miliknya hangus terbakar sehingga kerugian yang dialaminya diperkirakan mencapai Rp30 juta.

Kapolsek Cikembar, AKP Nurawan, mengatakan, hingga kini pihaknya masih menyelidiki terbakarnya kios di Pasar Pangleseran.

"Kerugian diperkirakan mencapai Rp1 miliar karena ratusan kios milik pedagang hangus terbakar," katanya.

Petugas pemadam kebakaran dari Kota Sukabumi dan Kabupaten Sukabumi mengerahkan lima unit mobil pemadam kebakaran untuk memadamkan api, namun petugas kesulitan untuk memadamkan si jago merah tersebut.

Hingga berita ini diturunkan kobaran api terus melalap kios-kikos milik pedagang dan merembet hingga ke kabel listrik, sehingga petugas PLN terpaksa memadamkan aliran listrik di sekitar lokasi.

Akibat peristiwa tersebut, arus kendaraan dari arah Kota Sukabumi menuju Cikembar dan sebaliknya mengalami kemacetan karena kobaran api terus membesar hingga menyambar kios pedagang yang berada di pinggir jalan.

Petugas kepolisian juga sibuk mengatur arus lalu lintas dan mengatur kerumunan massa yang ingin menyaksikan terbakarnya Pasar Pangleseran tersebut.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010