Jakarta (ANTARA) - Calon kepala daerah dari PDI Perjuangan diminta untuk membuat tim pemenangan yang solid dalam memenangkan Pilkada serentak pada Desember 2020.

"Tim itu nantinya akan membantu paslon dalam memetakan serta menemukan solusinya. Tim pemenangan juga bisa menggandeng lembaga survei," kata Ketua Bidang Pemenangan Pemilu PDI Perjuangan Bambang 'Pacul' Wuryanto dalam siaran persnya di Jakarta, Sabtu.

Hal itu ia sampaikan saat memberikan materi Peta Politik Nasional, Strategi dan Program Strategis Kerakyatan untuk Pemenangan Pilkada di Tengah Pandemi Covid-19 di Sekolah Partai gelombang pertama melalui telekonferensi. 

Dia juga meminta calon kepala daerah dan wakil kepala daerah untuk menyentuh rakyat guna meraih kemenangan.

Baca juga: 129 Calon kepala daerah ikuti Sekolah Partai PDI Perjuangan
Baca juga: Megawati tokoh favorit Gibran Rakabuming
Baca juga: PDIP: Tak ada perlakuan istimewa bagi Gibran di Sekolah Partai


"Jadi jangan gambar saja, kita lakukan personal touching di lapangan. Siapa yang melakukan itu, itulah pasukan gorong-gorong juang. Itulah duta-dutanya paslon. Itu harus dididik, jangan dilepas," kata Bambang.

Bambang meyakini bahwa struktur dan konstituen PDI Perjuangan sangat solid sehingga otomatis akan kalahkan rival saat pilkada.

Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah ini juga meminta 129 calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang mengikuti Sekolah Partai untuk mengawal suara dari masuknya ke bilik pencoblosan hingga penghitungan di tingkat provinsi.

"Dalam posisi ini, saksi juga harus mendapat pendidikan yang serius," kata Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan di DPR RI ini.

Selain itu, kata Bambang, saat ini Indonesia tengah mengalami pandemi COVID-19 sehingga kegiatan di ruang terbuka dan kampanye langsung harus dibatasi.

Oleh karena itu, pasangan calon harus memperbanyak relawan untuk menyuarakan proposal program atau keberhasilan pemerintahan bagi petahana.

"Kita tingkatkan dua kali lipat. Kita akan lakukan efek penggetar," tambah Bambang.

Di samping itu, Bambang mengatakan paslon harus menyiapkan logistik untuk memperbanyak alat peraga kampanye (APK) dan juga non-APK. Tagline pasangan calon pun harus dipikirkan dengan matang karena hal ini menjadi faktor penentu pasangan calon untuk menang.

"Kita ingat di Jateng kita buat untuk Pak Ganjar Pranowo tagline, Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi. Berikut tagline PDIP 2014 kita bicara Indonesia Hebat. Bagaimana menjadi insinyur yang hebat, bisa menjadi seorang politisi yang hebat dan bahkan tukang las yang hebat. Inilah tagline itu battle your mind," kata Bambang.

Syarat untuk memenangkan pemilu lainnya, lanjut Bambang, pasangan calon harus mengenal karakteristik pemilihnya sebanyak 90 persen.

Selain itu, kata Bambang, berdasarkan teori dan praktik yang sudah dilakukan oleh PDIP, modal utama keterpilihan pasangan calon setidaknya memiliki aspek keterkenalan 86 persen.

"Jadi kalau enggak dikenal 86 persen masyarakat, jangan harap jadi bupati, jangan harap jadi gubernur," kata dia.

Di sisi lainnya bagi petahana, kata Bambang, 13 persen ketidaksukaan masyarakat sudah masuk dalam tahap mengkhawatirkan.

Bambang mengisahkan pihaknya mampu mengalahkan petahana Bibit Waluyo dengan mendukung Ganjar Heru Sudjatmoko di Pilkada Jateng 2013. Saat itu, kata Bambang, 22 persen masyarakat Jateng tidak menyukai Bibit sehingga menjadi modal besar bagi PDI Perjuangan.

Dalam Sekolah Partai gelombang pertama ini, diikuti oleh 129 calon kepala daerah dan wakil kepala daerah. Di antaranya mereka yang ikut adalah Calon Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, Calon Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dan Calon Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

Sekolah Partai ini sendiri dibuka oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada Jumat (21/8). Nantinya Sekolah Partai ini akan dilakukan selama lima hari berturut-turut oleh calon kepala daerah dan wakil kepala daerah secara virtual.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020