Bahkan India dikabarkan segera menghapus kebijakan Penerapan Sosial Berskala Besar (PSBB) sehingga mencerahkan prospek permintaan yang selama ini tidak begitu baik. ...
Provinsi Riau (ANTARA) -
Pertumbuhan ekonomi India dan China yang terus membaik diperkirakan mampu mendongkrak permintaan sawit sekaligus memicu kenaikan harga sawit Riau untuk seminggu ke depan.

"Bahkan India dikabarkan segera menghapus kebijakan Penerapan Sosial Berskala Besar (PSBB) sehingga mencerahkan prospek permintaan yang selama ini tidak begitu baik. Sementara itu, di China yang terus memberikan sinyal pertumbuhan ekonominya semakin membaik juga diyakini siap memborong CPO untuk memenuhi kebutuhan yang tertunda selama lockdown pada kuartal I/2020," kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau Ir. Zulfadli melalui Kabid Pengolahan dan Pemasaran Disbun Riau, Defri Hatmaja di Pekanbaru, Rabu.

Menurut dia, harga sawit Riau bahkan akan makin naik dipicu juga oleh indeks dolar AS yang mulai kembali menguat sehingga melemahkan ringgit dan membuat CPO menjadi lebih murah bagi investor dengan denominasi mata uang asing lain.

Baca juga: Harga CPO di Jambi naik tipis, tembus di atas Rp8.000/kg

Ia menyebutkan, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan "greenback" terhadap sekeranjang mata uang utama berada di level 93,138. Oleh karena itu, diprediksi harga CPO dapat menyentuh level 3.400 ringgit per ton hingga akhir tahun didukung banyaknya katalis positif yang tersebar di pasar.

Harga CPO masih berada di jalur dengan kecenderungan yang juga akan mendorong sentimen penyerapan dari Indonesia yang tinggi.

"Kenaikan harga TBS minggu ini dipicu oleh penjualan CPO Malaysia pada Juli 2020 yang turun 4 persen dari bulan sebelumnya menjadi sebesar 1,8 juta ton, meskipun negara itu memasuki puncak musim produksi.
Persediaan minyak sawit Malaysia juga turun hampir 11 persen secara bulanan menjadi 1,69 juta ton pada akhir Juli 2020. Rilis data produksi dan ekspor itu mencuat bersamaan dengan prospek pemulihan permintaan di beberapa negara konsumen utama CPO, seperti China dan India, yang kembali meningkat," katanya.

Baca juga: Minyak sawit Kaltim tembus pasar China

Ia mengatakan, harga tandan buah segar (TBS) sawit Riau periode 26 Agustus- 1 September 2020 untuk umur 10-20 tahun tercatat sebesar Rp2.012,58/kg atau mengalami kenaikan sebesar Rp10,01 per Kg dibandingkan dengan harga seminggu sebelumnya yang tercatat sebesar Rp2.002,57/kg.

Naiknya harga TBS periode ini disebabkan oleh  kenaikan harga jual CPO dan kernel dari seluruh perusahaan yang menjadi sumber data, seperti harga jual CPO, dari PTPN V mengalami kenaikan harga sebesar Rp22,57/kg, dari PT Sinar Mas Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp79,00/kg, dari PT. Astra Agro mengalami penurunan harga sebesar Rp70,00/kg, dari PT. Asian Agri Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp9,97/kg dari harga minggu lalu. Sedangkan untuk harga jual kernel, dari PT Asian Agri Group mengalami penurunan harga sebesar Rp96,00/kg, dan dari PT. Citra Riau Sarana mengalami kenaikan harga sebesar Rp24.34/kg dari harga minggu lalu.

Ia menyebutkan, harga TBS kelapa sawit Prov Riau untuk umur tiga tahun Rp1.482,12/kg, umur empat tahun Rp1.606,34/kg, umur lima tahun Rp1.756,57/kg, umur enam tahun Rp1.798,91/kg, umur tujuh tahun Rp1.869,09/kg, umur delapan tahun Rp1.920,83/kg, umur sembilan tahun Rp1.966,28/kg, umur 21 tahun Rp1.926,55/kg, umur 22 tahun Rp1.916,81/kg, umur 23 tahun Rp1.908,69/kg, umur 24 tahun Rp1.827,53/kg, umur 25 tahun Rp1.782,90/kg, dengan indeks K: 88,57 persen. Harga CPO Rp9.162,97/kg, harga kernel Rp4.825,64/kg.
 

Pewarta: Frislidia
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020