waktu pemulihannya lebih cepat dibandingkan beberapa industri yang lain
Jakarta (ANTARA) - Direktur Keuangan PT Jasa Marga (Persero) Tbk Donny Arsal mengungkapkan kinerja perseroan bisa pulih lebih cepat dibandingkan industri lainnya setelah pemerintah melonggarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Jadi memang hampir semua sektor terdampak pandemi COVID-19. Yang menarik bagi Jasa Marga adalah waktu pemulihannya lebih cepat dibandingkan beberapa industri yang lain, karena isunya bukan di fundamental. Karena kita punya kontrak 35-50 tahun, jadi pendapatan untuk jangka menengah dan panjang sebenarnya sangat steady," ujar Donny saat paparan publik secara virtual di Jakarta, Rabu.

Menurut Donny, penurunan trafik di jalan tol lebih disebabkan kebijakan pembatasan pergerakan orang oleh pemerintah. Namun, begitu kebijakan pembatasan tersebut dilonggarkan dan dicabut, diharapkan trafik di jalan tol dapat kembali normal.

"Jadi ke depannya kita harapkan pendapatan Jasa Marga tetap steady dan tumbuh untuk mendukung perkembangan Jasa Marga ke depannya," kata Donny.

Investor Relations Department Head Jasa Marga Pramitha Wulanjani menjelaskan bahwa pandemi COVID-19 turut berdampak terhadap bisnis perseroan dan juga peningkatan beban bunga seiring dengan pengoperasian jalan tol baru.

Pencapaian kinerja positif emiten pengelola jalan tol tersebut dapat dilihat dari kemampuan perseroan untuk tetap mencatatkan laba bersih pada semester I tahun 2020 yakni sebesar Rp105,7 miliar. Perseroan berkomitmen untuk terus menjaga kinerja perusahaan agar tetap positif di tengah pandemi COVID-19, salah satunya dengan melakukan upaya efisiensi di beban usaha dan pengendalian belanja modal baik operasional maupun pengembangan usaha.

Selain itu, Mitha menjelaskan pada 2019 lalu, pendapatan tol mengalami peningkatan sebesar 12,3 persen sebagai dampak positif dari telah beroperasinya sebagian besar ruas-ruas jalan tol baru dan dilakukannya integrasi pada ruas Jakarta-Cikampek.

"Namun akibat adanya pandemi COVID-19, pendapatan jalan tol Jasa Marga Group turun 15,75 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Hal ini dikarenakan menurunnya volume lalu lintas (lalin) akibat perubahan perilaku masyarakat yang diimbau untuk tidak lagi bepergian seiring penerapan kebijakan work from home (WFH) sejak bulan Maret 2020 dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sejak bulan April 2020," ujar Mitha.

Namun, lanjutnya, setelah adanya pelonggaran PSBB pada Juni 2020, realisasi pendapatan tol harian Jasa Marga Group telah mengalami peningkatan dari yang sebelumnya turun sekitar 50 persen pada Mei 2020, menjadi turun sekitar 20 persen di akhir Juni 2020 dibandingkan dengan kondisi normal.

Hal ini juga berlaku pada EBITDA perseroan, yang pada 2019 lalu mengalami peningkatan sebesar 14,3 persen seiring dengan kenaikan pendapatan tol pada akhir tahun. Namun, pada semester I tahun 2020, EBITDA perseroan tercatat sebesar Rp2,6 triliun, turun 23,1 persen dibandingkan semester I tahun 2019, seiring dengan penurunan volume lalu lintas yang berdampak juga pada penurunan pendapatan tol Jasa Marga secara keseluruhan.

"Selain itu, kemampuan Perseroan untuk membayar kewajiban bunga masih terjaga. Perusahaan juga tetap mampu menjaga cost of debt penambahan pinjaman untuk membiayai pembangunan jalan tol baru," kata Mitha.

Kinerja positif Jasa Marga juga dapat dilihat dari pendapatan usaha non tol perseroan pada semester I 2020 tumbuh 4,1 persen, yaitu sebesar Rp433,3 miliar dan total aset perseroan mencapai Rp102,7 triliun, tumbuh 3 persen dibandingkan semester I tahun 2019 seiring dengan peningkatan progres penyelesaian jalan tol baru milik perseroan.

Baca juga: Jasa Marga akui elektronifikasi tol berhasil cegah penyebaran COVID-19
Baca juga: Jasa Marga alami penurunan trafik signifkan akibat pandemi COVID-19
Baca juga: Petugas penyekatan tol awasi plat nomor hingga kartu identitas

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020