Jika tetap mengandalkan revitalisasi posyandu seperti yang direncanakan di awal, target penurunan stunting 14 persen pada 2024 akan sulit.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan menyarankan perlunya melakukan pendekatan orang per orang guna mengatasi stunting di Tanah Air.

"Pendekatan kepada keluarga-keluarga yang punya risiko stunting harus man to man," kata Deputi bidang Koordinasi Peningkatan Kesehatan Kemenko PMK Agus Suprapto saat diskusi daring dengan tema "Penguatan Posyandu Sebagai Garda Terdepan Deteksi Awal Pencegahan Stunting" di Jakarta, Rabu.

Agus mengatakan guna menekan angka stunting dan mencapai target 14 persen penurunan pada 2024, tidak cukup hanya dengan melakukan revitalisasi posyandu. Dengan artian butuh langkah-langkah di antaranya pendekatan orang per orang.

Sebab, situasi saat ini semakin sulit dengan adanya pandemi COVID-19 yang berimbas pada capaian dan program-program di bidang kesehatan dan sebagainya.
Baca juga: Dompet Dhuafa kembangkan program atasi stunting

"Jadi target di RPJMN juga mesti kita atur kembali," kata dia.

Jika tetap mengandalkan revitalisasi posyandu seperti yang direncanakan di awal, Agus menyakini target penurunan stunting 14 persen pada 2024 akan sulit.

Pendekatan orang per orang tersebut diyakini cukup baik karena sebelumnya pernah dilakukan saat melaksanakan program Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) sekitar 1980-an.

"Kita rasa itu pendekatan yang paling pas untuk saat ini," katanya.

Oleh sebab itu, ujar dia, tidak cukup hanya dengan menyiapkan posyandu saja melainkan butuh upaya lebih yakni pendekatan kepada keluarga yang berisiko terkena stunting.
Baca juga: Menteri Edhy Prabowo: Konsumsi ikan solusi cepat atasi "stunting"

Dengan melakukan cara tersebut maka akan ada kader atau petugas yang pendekatannya dilakukan orang per orang. Para petugas tersebut nantinya bisa mengetahui apa saja persoalan di lapangan sehingga teridentifikasi satu per satu.

Saat ini diperkirakan jumlah stunting baru per tahun mencapai 1.296.000 balita. Jika target menekan stunting hingga 14 persen, maka jumlah stunting baru per tahun tidak boleh melebihi 681.800 balita.

Apalagi pemerintah pada 2024 harus mempertimbangkan jumlah balita yang diperkirakan mencapai 24,35 juta. Sehingga, target 14 persen empat tahun mendatang tentu mencakup jumlah balita yang lebih besar pula.
Baca juga: Peneliti: Ciptakan kebijakan pangan murah untuk atasi stunting
Baca juga: The Habibie Center tawarkan 7 terobosan kebijakan atasi stunting

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020