Kami ingin menyelesaikan pertukaran tahanan sehingga kami dapat memulai proses perdamaian secepat mungkin
Kabul (ANTARA) - Pemerintah Afghanistan membebaskan hampir 200 tahanan Taliban untuk mendorong dimulainya negosiasi perdamaian yang telah lama tertunda, kata pejabat senior Afghanistan pada Rabu.

Para tahanan yang dibebaskan berasal dari sekelompok 400 tahanan "garis keras" Taliban, yang penentuan nasibnya telah menghentikan negosiasi perdamaian antara pemerintah dan kelompok pemberontak itu guna mengakhiri perang hampir dua dekade di Afghanistan.

Kelompok tahanan ini dibebaskan dari penjara utama di ibu kota Kabul pada Senin malam dan Selasa pada saat yang sama enam anggota pasukan khusus Afghanistan yang ditahan oleh Taliban dibebaskan, kata para pejabat itu.

Baca juga: Afghanistan bebaskan 400 tahanan Taliban untuk memulai perundingan
Baca juga: PBB: Dalam enam bulan hampir 3.500 warga Afghanistan tewas, terluka


"Kami ingin menyelesaikan pertukaran tahanan sehingga kami dapat memulai proses perdamaian secepat mungkin," kata seorang pejabat senior pemerintah, yang menolak disebutkan namanya karena sensitivitas masalah tersebut.

Sumber yang dekat dengan proses tersebut mengatakan pertukaran tahanan bisa selesai hari ini.

Ke-400 tahanan itu adalah sisa dari 5.000 tahanan Taliban yang akan dibebaskan dari penjara Afghanistan sebagai bagian dari kesepakatan antara Amerika Serikat dan Taliban pada Februari, yang akan memungkinkan penarikan pasukan AS. Pembebasan mereka merupakan syarat untuk memulai pembicaraan antara pemerintah dan kelompok pemberontak.

Pemerintah Afghanistan enggan untuk melepaskan 400 orang itu, yang dikatakan telah terlibat dalam beberapa kejahatan terburuk termasuk serangan besar seperti pengeboman truk tahun 2017 di dekat Kedutaan Besar Jerman di Kabul, sampai Taliban membebaskan 24 anggota pasukan khusus Afghanistan dan para pilot terlebih dulu.

Menahan para tahanan itu bertentangan dengan keinginan loya jirga di Kabul bulan lalu. Loya jirga adalah pertemuan tradisional ribuan tetua dan pemimpin komunitas Afghanistan untuk memutuskan masalah politik.

Pemerintah menanggapi itu dengan membebaskan sekitar 80 dari 400 tahanan bulan lalu. Seorang pejabat pemerintah mengatakan yang lainnya tetap ditahan karena Taliban menolak seruan dari loya jirga untuk melakukan gencatan senjata.

Pertukaran minggu ini terjadi saat aksi kekerasan dan bentrokan antara Taliban dengan pasukan Afghanistan meningkat dalam beberapa hari terakhir.

Sebuah bom mobil Taliban menewaskan tiga pasukan keamanan Afghanistan di Provinsi Paktia bagian timur pada Selasa, menurut seorang pejabat lokal.

Sementara pernyataan kementerian pertahanan mengatakan 13 gerilyawan Taliban tewas di Kandahar selatan dan 11 lainnya tewas di Faryab utara dalam 24 jam terakhir.

Ribuan pasukan keamanan dan warga sipil Afghanistan telah terbunuh sejak kesepakatan damai antara AS dan Taliban pada Februari, menurut data yang dirilis oleh PBB dan pemerintah.

Sumber: Reuters

Baca juga: Pemerintah Afghanistan bebaskan 80 tahanan terakhir Taliban
Baca juga: Indonesia berharap perundingan intra-Afghanistan segera dimulai

Penerjemah: Gusti Nur Cahya Aryani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020