Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) membinan lima usaha rintisan jebolan kompetisi Innovating Jogja 2020 sebagai upaya mendorong penerapan hasil penelitian dan pengembangan (litbang) bidang industri oleh para pelaku sektor manufaktur, terutama Industri Kecil Menengah (IKM).

“Kegiatan Innovating Jogja merupakan pencarian perusahaan rintisan berbasis inovasi di bidang kerajinan dan batik yang dilaksanakan melalui sistem kompetisi ide inovasi bisnis. Lima usaha rintisan lolos seleksi dibina sebagai tenant inkubator bisnis Innovating Jogja di Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Doddy Rahadi di Jakarta, Rabu.

Lima usaha rintisan pemenang Innovating Jogja 2020 yang dibina BBKB Kemenperin tersebut meliputi Puspita Batik Indigo Natural Dye dengan inovasi blue gold instant atau paket zat warna indigo lengkap dengan reduktor dan alkalinya.

Kedua, Semilir dengan produk inovasi teknik ecoprint pada kulit kayu lantung dan Ketiga, Woodeco Indonesia dengan produk inovasi wooden jewelry box dan wooden ring box dari limbah kayu industri furnitur.

Baca juga: Innovating Jogja 2020 upaya Kemenperin pacu lahirnya IKM baru

Keempat, Artsy Craft dengan inovasi produk mahar dari produk bunga kering, dan kelima Toja Indonesia dengan inovasi produk penerapan ragam hias nusantara pada produk rajut.

Doddy mengungkapkan Yogyakarta merupakan daerah dengan inovasi industri kreatif yang terus berkembang. Sehingga, melalui kegiatan Innovating Jogja, Kemenperin berupaya mendukung IKM kerajinan dan batik di kota tersebut untuk terus berinovasi mengembangkan produknya.

“Selain itu, IKM juga berkesempatan menfaatkan kehadiran fasilitas layanan jasa dan hasil litbang di BBKB Yogyakarta,” katanya.

Para pemenang Innovating Jogja akan menerima pendampingan manajemen mutu produk dari BBKB Yogyakarta dan Bio Hadikesuma Management Training & Consulting (BHMTC).

Selain itu, mereka akan mendapatkan fasilitas bahan produksi sebesar Rp20 juta dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Agro Kemenperin. “Total hadiah yang diberikan kepada tenant mencapai senilai Rp73 juta,” kata Kepala BPPI.

Ia mengatakan Innovating Jogja merupakan kegiatan yang diselenggaraan rutin setiap tahun. Pada pelaksanaan sebelumnya, sejumlah hasil litbang BBKB telah dimanfaatkan oleh para tenant Innovating Jogja lainnya, misalnya teknik batik Latar Ringkel yang telah digunakan oleh Tizania Jumputan, yang merupakan tenant Innovating Jogja tahun 2018.

Kemudian, teknologi aplikasi nanopartikel ZnO untuk produk batik antibakteri yang telah diterapkan oleh CV Smart Batik Indonesia (tenant Innovating Jogja tahun 2019).

Baca juga: Kemenperin gencar cetak "start-up" sektor kerajinan dan batik

“Penerapan teknologi antibakteri ini cukup menarik perhatian, karena itu sangat diminati oleh para pengemar batik di tengah merebaknya wabah virus corona baru yang terjadi saat ini,” imbuhnya.

Ia menjelaskan pendampingan yang dilakukan kepada tenant di kegiatan Innovating Jogja ikut mendukung para pelaku industri untuk bertahan dalam kondisi pandemi Covid-19.

“Bahkan beberapa tenant Innvovating Jogja seperti Djadi Batik dan RaMundi mengalami peningkatan permintaan produk,” sebut Kepala BBPI.

Djadi Batik memproduksi batik dengan desain khas Korea yang digemari generasi muda, melakukan inovasi dengan membuat pakaian hanbok batik yang menggunakan bahan kombinasi plastik, sehingga dapat berfungsi sebagai hazmat suite.

“Omzet Djadi Batik mengalami peningkatan sebesar 50 persen di masa pandemi. Sedangkan RaMundi yang memproduksi pakaian bayi dari bahan batik, juga mengalami peningkatan omset sebesar 70 persen dengan packaging yang lebih baik dan strategi pemasaran online,” ujar Kepala BPPI itu.

Kepala BBKB Yogyakarta, Titik Purwati Widowati menambahkan, proses seleksi ide bisnis dan produk inovatif melalui gelaran Innovating Jogja telah dilaksanakan sejak Februari 2020.

Sebanyak 91 proposal ide diterima oleh panitia. Setelah melalui Seleksi administrasi dan seleksi substansi proposal, terpilih 30 peserta yang mengikuti kegiatan bootcamp pengembangan bisnis yang dilakukan selama lima hari pada Agustus 2020.

Peserta yang telah mengikuti bootcamp kemudian mengikuti seleksi business plan yang dilaksanakan pada 18-19 Agustus 2020.

“Meski terkendala pandemi Covid-19, kami terus mendorong pelaksanaan kegiatan Innovating Jogja 2020 ini. Namun, berbeda dengan tahun-tahun yang lalu, kali ini tahapan kegiatan, mulai dari sosialisasi, pendaftaran, seleksi, presentasi proposal, hingga bootcamp dan pitching peserta dilakukan secara online,” kata Titik.


Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020