Palembang (ANTARA News) - H Oktap Riady SH, Pemimpin Redaksi dan Wakil General Manager (GM) Harian Umum Palembang Pos, terpilih sebagai Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumsel 2009-2014 setelah meraih suara terbanyak dalam pemilihan yang digelar di Palembang, Sabtu petang.

Pemilihan Ketua PWI Sumsel yang diagendakan dalam Konferensi Cabang (Konfercab) itu menampilkan dua kandidat yakni H Oktap Riady dan Firdaus Komar dari Harian Berita Pagi.

Melalui pemungutan suara (voting), Oktap berhasil meraih 96 suara, menyisihkan Firdaus Komar yang hanya mendapatkan 49 suara. Total suara pemilih yang terkumpul 145 suara.

Berdasarkan hasil tersebut Oktap Riady terpilih memimpin PWI Sumsel menggantikan ketua sebelumnya, H Kurnati Abdullah.

Hingga berita ini diturunkan, Oktap bersama Tim Formatur tengah menyusun kepengurusan lengkap personalia PWI Sumsel yang diagendakan dilantik bersamaan penutupan Konfercab PWI Sumsel malam ini.

Oktap sebelumnya pernah menjadi Staf Bouraq Airlines (1993), wartawan Jawa Pos Surabaya (1994), wartawan/redaktur Sumatera Ekspres Palembang (1998), dan pernah menjadi Direktur Harian Banyuasin, Harian Musi Banyuasin, dan Komisaris di Harian Ogan Ekspres (2008).

Sejak awal, nama kedua kandidat itu telah muncul dan diprediksi sebagai calon kuat ketua PWI Sumsel.

Keduanya juga menyatakan kesiapan kalau diberi amanah memimpin PWI Sumsel itu, termasuk diketahui telah pula menggalang dukungan dari para anggota PWI setempat yang tersebar pada berbagai media massa di daerahnya.

Firdaus disebut-sebut menjadi salah satu kandidat ketua PWI Sumsel periode 2009-2014 yang memiliki kans besar, antara lain karena dikenal memiliki kedekatan dengan pimpinan daerah setempat.

Beberapa kandidat lain yang sebelumnya mencuat di antaranya Anwar Rasuan (Harian Sumatera Ekspres), dan Afdhal Azmi Djambak (Koran Transparan).

Sejumlah wartawan muda di Sumsel berharap, ketua dan pengurus baru PWI Sumsel yang terpilih, tetap dapat mengedepankan sikap kritis dan netral yang harus terus dipegang teguh oleh para wartawan dan organisasi pers di daerah, kendati juga terbuka untuk menjalin kemitraan dengan berbagai pihak lain.

Mereka berharap para wartawan dan organisasi pers di daerah itu dapat menunjukkan eksistensinya, dan tidak dibelenggu maupun dikooptasi kepentingan lain yang merugikan kebebasan pers dan independensi wartawan dalam menjalankan tugas jurnalistik sehari-hari.

Menurut mereka, sampai saat ini eksistensi organisasi pers di daerahnya masih perlu diperkuat lagi, sehingga memiliki posisi yang baik di tengah masyarakat.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009