Hindari menggorengnya, sebaiknya dikukus saja
Jakarta (ANTARA) - Ahli gizi dari MRCCC Siloam Hospital Semanggi Dr dr Samuel Oetoro MS SpGK menyarankan para penderita kanker termasuk orang yang ingin mencegah penyakit tersebut sebaiknya banyak mengonsumsi makanan yang mengandung lemak omega 3.

"Lemak omega 3 ini banyak terkandung di ikan tuna, salmon, tongkol, selar bahkan ikan kembung," kata dia saat diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Ahli gizi: Sebagian besar kanker dipicu pola hidup yang salah

Khusus ikan selar dan kembung, masyarakat juga harus memperhatikan cara pengolahannya agar lemak omega tiganya tidak hilang.

Biasanya, masyarakat kerap menggoreng dua jenis ikan tersebut sebagai lauk pauk. Namun, hal itu sebenarnya keliru apabila ingin mendapatkan omega 3 yang dikandung ikan.

"Hindari menggorengnya, sebaiknya dikukus saja," kata dia.

Baca juga: Srikandi Indonesia suarakan pentingnya deteksi dini kanker payudara

Sebab, ujar dia, makanan yang digoreng juga berpotensi memicu kanker. Namun, bila tetap ingin digoreng sebaiknya menggunakan minyak kelapa atau yang disebut juga "virgin coconut oil".

Selain itu, ia juga menyarankan masyarakat agar mengonsumsi enam porsi buah, enam macam dan enam warna buah dalam sehari. Warna tersebut penting karena mengandung antioksidan yang berguna menangkal radikal bebas.

Baca juga: Dokter paru anjurkan masyarakat lakukan pemeriksaan kesehatan berkala

"Buah yang berwarna-warna ini agar efek antioksidannya berbeda-beda pula," katanya.

Sementara itu, salah seorang penyintas kanker Pipit Djatma mengatakan telah melalui sejumlah upaya keras dalam melawan penyakit yang dideritanya.

"Pertama kali tahu mengidap kanker, saya kaget sekali. Namun, saya punya semangat hidup yang kuat untuk melawannya," kata dia.

Pada saat itu, Pipit baru berusia 30 tahun dan telah memiliki tiga orang anak. Status sebagai ibu, membuat dirinya berusaha keras melawan penyakit tersebut.

"Saya punya cita-cita besar pada anak saya, oleh karena itu saya harus sembuh melawan penyakit ini," ujarnya.

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020