Jangan sampai dia (kapal) tinggal di situ, tapi tidak membayar dan mengikuti aturan pemerintah daerah
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah akan menertibkan kapal wisata asing yang beroperasi di kawasan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Jumlah kapalnya ada sekitar 500, sekarang harus diawasi. Jangan sampai dia (kapal) tinggal di situ, tapi tidak membayar dan mengikuti aturan pemerintah daerah," katanya dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Luhut menyampaikan hal tersebut dalam kunjungannya ke Kawasan Puncak Waringin di Labuan Bajo, Jumat, yang didampingi antara lain Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.

"Sekarang, kami merencanakan untuk membeli speed boat yang dibuat di dalam negeri, di Banyuwangi, yang mampu mengawasi dan mengejar kapal-kapal tanpa bendera itu. Jadi, semua harus ada pengawasan, kalau gak kita akan repot," imbuhnya.

Baca juga: Pembangunan terminal logistik Labuan Bajo ditargetkan rampung Desember

Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, NTT, mencatat sekitar 4.000 kapal wisata yang beroperasi di kawasan Labuan Bajo, namun baru 500 kapal yang sudah terdaftar dan resmi untuk melakukan aktivitas wisata.

Menurut Luhut, pemasukan dari kapal-kapal tersebut bisa menjadi potensi pendapatan daerah.

"Kan tidak fair jika kamu mendapat keuntungan dari Labuan Bajo, tetapi tidak membayar kewajiban pajak," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Luhut dan Basuki menyempatkan diri meninjau beberapa proyek pembangunan infrastruktur penunjang Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo.

Luhut mengunjungi pembangunan penataan Goa Batu Cermin yang menelan biaya APBN sebesar lebih dari Rp27 miliar untuk pembangunan sejumlah fasilitas seperti amphitheater dan rumah budaya untuk kegiatan seni dan budaya lokal.

Pembangunan fasilitas itu diharapkan bisa mendatangkan pemasukan devisa, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal.

Luhut juga meninjau pembangunan kawasan pariwisata Puncak Waringin dan viewing deck-nya, yang diproyeksikan menjadi sentra suvenir dan pusat kegiatan perbelanjaan produk-produk tradisional di Labuan Bajo yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat lokal.

Kedua objek wisata itu ditargetkan dapat selesai akhir 2020.

"Kalau sudah dibangun begini, jangan lupa dirawat. Karena dengan begitu orang akan berinvestasi. Sekarang banyak yang akan masuk. Tata kota Anda semakin baik, kabel listrik, telepon, semua di bawah. Ini akan buat kota jadi lebih bagus. Pelabuhan (peti kemas) kan akan dipindahkan, jadi pelabuhan bersih. Lalu, lagi dibuat jalan, trotoar. Dulu masalah di sini kan air, tapi tadi Pak Basuki mengatakan ada sumber air yang akan disalurkan menggunakan pipa. Saya juga kaget melihat (perkembangan) ini. Itu komitmen Presiden. Ini kan spot wisata, destinasi wisata prioritas," katanya.

Baca juga: Pemerintah gelontorkan Rp1 triliun bangun infrastruktur di Labuan Bajo
Baca juga: Labuan Bajo NTT berbenah jelang ASEAN Summit dan KTT G20

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020