Pasar-pasar keuangan terus mengatur suasana, termasuk di pasar minyak...
New York (ANTARA) - Harga minyak sedikit berubah pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), tetapi membukukan kerugian mingguan kedua berturut-turut karena stok naik di seluruh dunia dan permintaan bahan bakar sulit untuk pulih ke level sebelum Virus Corona.

Harga minyak mentah Brent dan minyak mentah AS kehilangan sekitar enam persen minggu ini setelah serangkaian sinyal yang menunjukkan pasar masih memiliki banyak pasokan. Arab Saudi dan Kuwait memangkas harga jual resmi ke Asia, stok AS naik dan pedagang memesan kapal untuk penyimpanan.

Baca juga: Harga minyak jatuh setelah stok AS secara mengejutkan meningkat

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November mengakhiri sesi turun 23 sen atau 0,6 persen, menjadi menetap pada 39,83 dolar AS per barel. Sementara itu harga minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) ditutup naik tiga sen menjadi 37,33 dolar AS per barel.

Infeksi Virus Corona meningkat kembali di beberapa negara, dipimpin oleh India, di mana kementerian kesehatan melaporkan rekor lonjakan harian 96.551 kasus baru pada Jumat (11/9/2020), menjadikan total resmi menjadi 4,5 juta.

Baca juga: Harga emas jatuh setelah naik 3 hari beruntun karena minim stimulus

Pasar saham AS berakhir lebih rendah untuk minggu kedua setelah beberapa indikator ekonomi menunjukkan pemulihan yang lama dan sulit dari pandemi.

"Pasar-pasar keuangan terus mengatur suasana, termasuk di pasar minyak ... kekhawatiran tentang kelebihan pasokan telah menambah perasaan ketidakpastian secara umum," kata analis Commerzbank dalam sebuah catatan.

Baca juga: Saham Spanyol merosot lagi, Indeks IBEX 35 jatuh 0,80 persen

Di Amerika Serikat, stok minyak mentah naik dua juta barel pekan lalu. Kilang-kilang perlahan kembali beroperasi setelah lokasi produksi ditutup karena badai di Teluk Meksiko.

Para pedagang mulai memesan kapal tanker lagi untuk menyimpan minyak mentah dan solar, sinyal lain dari kelebihan pasokan di tengah pemulihan ekonomi yang terhenti karena pandemi COVID-19 berlanjut.

Baca juga: Saham Inggris berbalik naik, Indeks FTSE 100 terangkat 0,48 persen

Komite pemantau pasar Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, atau OPEC+, akan bertemu pada 17 September untuk mempertimbangkan cara menangani kelebihan pasokan di seluruh dunia. Kelompok tersebut mengurangi produksi di musim semi untuk memungkinkan persediaan habis.

Dalam beberapa hari terakhir, baik Arab Saudi maupun Kuwait menurunkan harga jual resmi minyak mentah ke Asia untuk Oktober, sinyal permintaan yang lebih lambat.

Para manajer uang memangkas posisi net long dan opsi minyak mentah berjangka AS mereka dalam minggu terakhir, sebuah tanda para manajer hedge fund (dana lindung nilai) memperkirakan pelemahan lebih lanjut di pasar minyak.

Baca juga: Saham Prancis "rebound," Indeks CAC 40 terangkat 0,20 persen

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020