Jakarta (ANTARA) - KISAKU memperkenalkan Sustainability Program dalam rangka merayakan ulang tahun pertama.

Dalam program ini, Kisaku menggunakan gelas plastik tanpa sedotan dan berkolaborasi dengan Bank Sampah Induk Gesit Jakarta Selatan.

"KISAKU Sustainability Program hanyalah langkah kecil untuk lingkungan yang lebih baik, apalagi kami juga sadar bahwa bisnis ini sulit untuk 100 persen menghapus penggunaan bahan plastik," kata Catherine Halim, Co-founder dan Managing Partner KISAKU, dalam siaran resmi, Sabtu.

Baca juga: Resep kopi susu gula aren Iced Kampoeng Latte

Baca juga: Ngopi ala kafe di rumah saja bermodal "Do It Yourself Kit"


Catherine mengatakan, kolaborasi dengan Bank Sampah Induk Induk Gesit Jakarta Selatan dalam Program Daur Ulang KISAKU diharapkan membuat sampah yang mereka hasilkan bisa diolah secara lebih baik.

Para pelanggan diajak mengembalikan produk daur ulang yang terdiri dari botol air minum kemasan, botol KISAKU seukuran 160 ml, 250 ml dan satu liter, juga gelas plastik.

Pelanggan yang mengembalikan satu produk daur ulang akan mendapat stempel di kartu program daur ulang. Sepuluh stempel yang dikumpulkan bisa ditukar dengan satu minuman.

Produk daur ulang yang dikumpulkan akan dikirimkan ke bang sampah dan diolah lebih lanjut bekerjasama dengan pihak ketiga.

Ellen De Wilde, Ketua Bank Sampah Induk Gesit Jakarta Selatan mengatakan," Saya menyambut baik kepedulian setiap perusahaan untuk membantu menjaga lingkungan, dengan bergabung bersama kami dalam memaksimalkan program daur ulang plastik, kertas, besi dan logam, serta kaca."

Dia berharap inisiatif ini bisa menginspirasi perusahaan lain melakukan hal sama, sehingga tercipta lingkungan lebih baik.

Baca juga: Almond Mylk Latte, varian baru minuman susu alternatif dari KISAKU

Baca juga: Beli minuman di Kisaku boleh bawa tumbler sendiri


Suku Dinas Lingkungan Hidup Kota Administratif Jakarta Selatan menyatakan tanpa adanya pemilahan sampah yang benar, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) akan penuh dalam jangka waktu maksimal dua tahun.

Maka, pemilahan sampah penting dilakukan agar sampah daur ulang dapat dimanfaatkan kembali oleh pihak ketiga, membantu mengurangi volume sampah di TPA.

Ada empat komponen yang dapat didaur ulang, yaitu kertas, plastik, besi dan logam, serta kaca.

Data dari Bank Sampah Induk Gesit Jakarta Selatan menyebutkan bahwa selama Januari - September 2020, sampah kertas menempati urutan pertama sejumlah 106.491 kg, sementara urutan kedua ditempati sampah plastik dengan jumlah 61.075 kg.

Selanjutnya urutan ketiga ditempati oleh sampah besi dan logam sejumlah 12.948 kg, dan kaca di urutan keempat dengan jumlah 10.139 kg.

Namun selama pandemi ada penurunan jumlah sampah daur ulang, terutama sampah kertas (menurun hingga 45 persen) dan sampah plastik (menurun 42 persen) . Penurunan ini disebabkan oleh penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sehingga mengurangi waktu operasional mal dan pasar yang merupakan area penghasil sampah terbesar.

Baca juga: "Kisaku" kedai kopi pertama Raline Shah

Baca juga: Bencoolen Coffee jaring ribuan calon barista melalui pelatihan virtual

Baca juga: Ngopi ala kafe di rumah saja bermodal "Do It Yourself Kit"

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020