Depok (ANTARA News) - Dua organisasi massa (ormas), Forum Betawi Rempug (FBR) dan Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi), Jumat siang terlibat bentrok di bawah jembatan layang (fly over) Arif Rahman Hakim Kota Depok, Jawa Barat.

Bentrokan dua ormas Betawi cabang Kota Depok itu diduga dipicu oleh perebutan lahan parkir di bawah fly over Arif Rahman Hakim.

Salah seorang saksi mata, Andi, warga Beji Timur menjelaskan, bentrokan tersebut berawal saat sejumlah anggota FBR sedang membersihkan lahan di bawah fly over yang akan mereka jadikan lahan parkir.

"Entah mengapa tiba-tiba sejumlah anggota ormas lain (Forkabi) datang dan berusaha menghentikan, karena kegiatan tersebut tanpa ada izin terlebih dahulu," jelasnya.

Teguran tersebut memicu perang mulut antara kedua ormas Betawi tersebut. Dan, tidak lama kemudian puluhan orang anggota ormas datang menyerbu hingga bentrokan meletus.

Dua orang terluka dalam bentrokan, yakni H Said, tokoh masyarakat warga RT/RW 2/6 Beji Timur dan Syamsudin, pengurus salah satu ormas yang menderita luka bacok dan dirawat di Rumah Sakit (RS) Graha Pemata Ibu (GPI) Depok.

Koordinator FBR Kota Depok, Muhammad Kamta, mengatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi akibat anggotanya yang tengah bekerja di TKP diserang oleh anggota ormas lain.

Dikatakannya pengerjaan lahan tersebut dilakukan karena pihaknya sudah mendapatkan izin untuk mengelola lahan tersebut sebagai lahan parkir.

"Kami hanya membela diri dari serangan," kilahnya.

Sekretaris Jenderal Forkabi Kota Depok, Muhidin, mengatakan, menyusul peristiwa itu ia akan mengumpulkan seluruh anggotanya dari setiap kecamatan.

Dia mengaku, perlawanannya bukan untuk melakukan serangan balasan, namun untuk membuat suasana kembali kondusif.

"Anggota kami dikeroyok terlebih dahulu," elasnya.

Bentrokan tersebut berusaha dilerai oleh aparat Polres Metro Depok, yang dipimpin oleh kepala bagian oprasional (Kabag Ops) Polres Depok, Kompol Dramayadi.

"Kita ingin masalah tersebut segera diselesaikan dengan cara damai," tegasnya.

(T.F006/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010