Jakarta (ANTARA) - Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOP-LBF) berupaya membangkitkan pariwisata di destinasi wisata Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan menggelar program Familiarization Trip (Famtrip) bagi insan media.

“Kami berharap Labuan Bajo tetap menjadi destinasi terbaik sepanjang fase transisi normal baru. Kami juga telah memberlakukan protokol kesehatan secara ketat di dalamnya. Maka melalui Famtrip ini, diharapkan publik makin mengerti jika destinasi ini sudah sangat aman untuk dikunjungi,” ungkap Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOP-LBF) Shana Fatina, Rabu.

Pihaknya menggelar program Familiarization Trip (Famtrip) Media Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada 11-13 September 2020, dengan mengajak 17 insan media dari platform cetak, online, dan televisi.


Shana berharap kehadiran media-media tersebut akan mampu menaikan branding Labuan Bajo.

“Promosi melalui media sangat efektif. Apalagi kami harus mengembalikan pasar destinasi Labuan Bajo yang sempat vakum akibat dampak COVID-19. Yang jelas, semua aktivitas dan fasilitas di Labuan Bajo telah diupayakan sesuai protokol kesehatan di masa adaptasi kebiasaan baru. Jadi semua aman. Kami berharap wisatawan juga mematuhi regulasi yang berlaku,” kata Shana.

Peserta Famtrip diajak menikmati pengalaman berwisata di sejumlah destinasi meliputi Puncak Waringin, Pulau Padar, Pulau Rinca, Pink Beach, dan Desa Adat Liang Ndara.

Perjalanan berawal dari Puncak Waringin pada hari pertama, sebagai destinasi yang selama ini dikenal merupakan sentra sekaligus creative hub kesenian lokal.

Puncak Waringin merupakan titik pengembangan dari Destinasi Super Prioritas Labuan Bajo. Zona lainnya adalah Bukit Pramuka, Kampung Air, Pelabuhan Peti Kemas, Dermaga Penumpang, juga Kawasan Marina.

“Labuan Bajo memiliki banyak destinasi unik dan menarik. Puncak Waringin sangat eksotis dan wisatawan bisa menikmati Labuan Bajo dari angle terbaik,” kata Shana.

Pada hari kedua, peserta famtrip diajak untuk menikmati wisata bahari Labuan Bajo menggunakan Kapal Pinisi, dan singgah di Pulau Padar.

Titik ini terkenal dengan topografi pegunungan vulkaniknya dengan efek padang rumput dan semak-semak yang dibalut iklim kering.

Destinasi berikutnya adalah Pulau Rinca yang terkenal menjadi bagian Taman Nasional Komodo. Satwanya terdiri dari komodo, babi, kerbau, dan burung. Perjalanan wisata bahari Labuan Bajo pun ditutup di Pink Beach.

Sesuai namanya, Pink Beach memiliki garis pantai yang berwarna pink atau merah jambu. Warna pink ini berasal dari biota mikroskopis Foraminifera yang memberi pigmen merah kepada koral. Lalu, koral-koral tersebut terbawa ombak menuju garis pantai.

“Labuan Bajo destinasi lengkap dengan beragam pulau yang unik. Pulau Padar dan Pink Beach ibarat surga di bumi karena sangat indah. Di sini, wisatawan bisa melihat satwa komodo dari dekat. Komodo di sini hidup di alam liar. Tapi, semua aman karena petualangan bersama Komodo selalu didampingi ahlinya,” lanjut Shana.

Rangkaian Famtrip Media Labuan Bajo pun ditutup dengan kunjungan ke Liang Ndara di hari terakhir, Minggu (13/9).

Liang Ndara menjadi situs besar seni dan budaya Flores, destinasi ini memiliki 3 air terjun yaitu Liang Kantor, Wae Rebus, dan Wae Satar.

“Selain alam, seni, dan budaya masyarakat lokal masih lestari. Atraksi ini juga bisa nikmati wisatawan,” katanya.

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020