Denpasar (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemparekraf) terus melakukan terobosan membangkitkan sektor pariwisata di Tanah Air saat menghadapi pandemi COVID-19 dengan melakukan promosi mengunjungi objek-objek wisata serta hotel-hotel di Pulau Dewata melalui program "We love Bali".

Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf/Baparekraf, Rizki Handayani saat acara temu media "Implementasi Protokol CHSE melalui Program "We Love Bali" di Denpasar, Bali, Selasa, mengatakan dalam program "We Love Bali" yang dirancang bertujuan mengunjungi sejumlah objek wisata di Bali dalam upaya promosi dan sosialisasi protokol kesehatan di bidang pariwisata tersebut. Karena Pulau Dewata dijadikan proyek percontohan (pilot project) untuk membangkitkan sektor pariwisata yang terpuruk akibat pandemi COVID-19.

"Bali adalah penyumbang terbesar sektor pariwisata di Indonesia. Karena itulah Bali dijadikan proyek percontohan dan sosialisasi kesiapan menerima wisatawan dengan standar protokol kesehatan," ujarnya.

Baca juga: Kemenparekraf berharap pelaku UMKM tak kesulitan akses PEN

Rizky mengatakan dalam kondisi normal, Bali sebagai pintu gerbang utama pariwisata Indonesia telah memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap pariwisata nasional, seperti kontribusi terhadap devisa negara yang mencapai Rp116 triliun atau sekitar 41,43 persen dari devisa pariwisata nasional sebesar Rp280 triliun.

Begitu juga jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali sebanyak 6,3 juta orang pada tahun 2019 atau mencapai sekitar sebesar 39,1 persen dari wisatawan asing secara nasional sebanyak 16,1 juta orang. Selain itu pariwisata Bali juga memiliki peranan yang sangat strategis terhadap perekonomian Bali yaitu mencapai 53 persen terutama yang berkaitan dengan sektor jasa, UMKM dan koperasi serta menampung tenaga kerja lebih dari satu juta orang.

Munculnya pandemi COVID-19 yang menimpa 215 negara di dunia, termasuk di Indonesia dan di Bali, telah menimbulkan dampak luas dan serius dalam berbagai bidang kehidupan kesehatan, sosial, dan ekonomi termasuk pariwisata, yang telah dirasakan oleh masyarakat Bali secara umum.

Oleh karena itu, kata Rizki, pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Bali telah bersepakat untuk mematangkan tata cara, sistem, dan infrastruktur agar pemulihan pariwisata Bali dapat dilaksanakan dengan lancar dan sukses, serta tetap mampu menangani pandemi COVID-19 secara baik.

Baca juga: Kemenparekraf buka kelas pemasaran digital untuk pebisnis kriya

Untuk membantu persiapan adaptasi dengan tatanan kehidupan baru, pemerintah pusat dalam hal ini Kemenparekraf akan melaksanakan program pemulihan dengan tajuk "We Love Bali" sebagai stimulus agar ekonomi dan pariwisata bisa mulai bergeliat.

Rizky menjelaskan pada tahap awal ada dua kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu implementasi protokol CHSE (tatanan kehidupan era baru) di destinasi wisata dan "simakrama" atau tatap muka dengan industri pariwisata.

"Implementasi protokol CHSE melalui program 'We Love Bali' akan berlangsung pada Oktober hingga November 2020. Kegiatan ini akan melibatkan 4.400 peserta melakukan trip keliling Bali selama tiga hari dua malam dan menginap secara bergiliran di kawasan-kawasan pariwisata di Bali," ucapnya.

Dikatakan, peserta akan dibagi menjadi kelompok perjalanan di mana setiap kelompok terdiri dari 40 orang dengan menggunakan dua kendaraan bus, masing-masing bus berisi 20 penumpang, yang akan melalui satu rute perjalanan. Ada 12 rute perjalanan yang akan dilalui merupakan destinasi wisata di seluruh Bali.

Kegiatan ini melibatkan 10 PCO dan 20 BPW, untuk transportasi bekerja sama dengan PAWIBA dan hotel-hotel yg digunakan bekerja sama dengan PHRI. Hotel yg digunakan adalah hotel lokal yang sudah memiliki sertifikat tatanan kehidupan era baru. Di setiap daya tarik wisata akan dilibatkan UMKM sebagai penyedia suvernir yang dijual kepada para peserta.

"Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi terhadap penerapan protokol CHSE di daya tarik wisata dan desa wisata. Melakukan pengawasan penerapan protokol kesehatan di hotel tempat menginap dan DTW yang dikunjungi dengan mengisi formulir CHSE," katanya.

Narasumber acara temu media tersebut, antara lain Kepala Dinas Pariwisata Bali, Ketua BTB, Ketua PHRI, dan Kepala Bank Indonesia Perwakilan Bali. Serta dihadiri komponen pemangku kepentingan pariwisata lainnya.

Baca juga: Kemenparekraf optimistis target UMKM "go digital" tercapai tahun ini
Baca juga: Kemenparekraf dorong destinasi di NTB kedepankan standar CHSE
Baca juga: Gerakan Pakai Masker tingkatkan kepercayaan wisatawan kepada Indonesia

Pewarta: I Komang Suparta
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020