Peranan corporate university atau training centre itu menjadi sangat krusial dan itu menjadi pembelajaran program yang harus kontinyu
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menekankan pentingya peran corporate university bagi sebuah perusahaan agar pegawai di dalamnya memiliki kemampuan sesuai perkembangan zaman.

"Memang di sebuah perusahaan, peranan corporate university atau training centre itu menjadi sangat krusial dan itu menjadi pembelajaran program yang harus kontinyu. Bagaimana SDM yang masuk ke perusahaan itu terus disesuaikan dan ditingkatkan kemampuannyanya untuk menghadapi perubahan zaman," ujar Tiko, panggilan akrabnya, saat menghadiri peluncuran BRILSP atau Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) BRI secara virtual di Jakarta, Rabu.

Tiko pun mengapresiasi hadirnya BRILSP dan mengharapkan program sertifikasi tersebut dapat memastikan terbentuknya SDM yang memiliki spesialisasi teknis di bank milik negara tersebut khususnya untuk kompetensi-kompetensi khusus di perbankan.

"Ini kan menginstitusikan corporate university dan meng-aline itu dengan talent development program. Jadi bukan cuma sekedar latihan, tapi benar-benar dikaitkan dengan talent development sesuai dengan individual development plan yang diharapkan dari masing-masing pegawai," kata Tiko.

Eks Direktur Utama Bank Mandiri itu menuturkan, permasalahan SDM di Indonesia yaitu terkait sistem pendidikan yang belum menghasilkan SDM yang siap untuk masuk ke dunia kerja dengan baik. Menurutnya, dari sisi ilmu pengetahuan, secara teknikal SDM di Indonesia cukup kuat. Namun ketika masuk ke dalam sebuah perusahaan atau memimpin suatu lembaga, akan muncul aspek-aspek seperti manajerial dan kepemimpinan yang juga penting dan perlu dikembangkan.

"Nah ini seringkali para pegawai ini mulai masuk ke manajerial dan masuk ke leadership position, muncul ilmu-ilmu baru yang tidak pernah diajarkan di dunia sekolah atau dunia pendidikan seperti misalkan strategic thinking dan bagaimana mengembangkan agility dalam menghadapi perubahan," ujarnya.

Ke depan, lanjut Tiko, tantangan bagi SDM saat ini sangat berat karena dunia berubah sangat cepat, terutama terkait teknologi digital. Semua sektor, terutama perbankan, pun dituntut agar dapat mengikuti perkembangan teknologi agar tetap bisa menjalankan bisnisnya dengan baik.

"Di dunia yang sangat technology driven ini , orang harus mulai melek teknologi. Jadi pemahaman mengenai digital platform dan business model terkait digital itu jadi krusial, karena dunia perbankan sebagian besar produknya akan masuk ke digital product," kata Tiko.

Untuk diketahui, Bank BRI sebagai salah satu bank plat merah baru saja meluncurkan BRILSP yang akan melakukan pembuktian kompetensi pegawainya dengan sertifikasi profesi pada bidang kompetensi tertentu. BRILSP merupakan LSP perbankan pertama yang telah berdiri sejak 29 Oktober 2019 dan telah mendapat Lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), dimana Sertifikat yang dikeluarkan telah diakui secara nasional di Indonesia dan Asia Tenggara.

Selain hal tersebut, BRILSP mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) sehingga akan memiliki nilai tambah dan daya saing bagi para pekerja BRI Group.

BRILSP memiliki 22 skema uji kompetensi, 31 asesor yang siap melakukan pengujian kompetensi dengan target peserta uji sebanyak 33.046, di mana jumlah tersebut akan bisa bertambah sesuai dengan pengembangan skema sertifikasi dan target peserta dari semua BRI Group. Dengan hadirnya BRILSP, diharapkan menambah kekuatan BRI dalam megembangkan SDM yang kompeten dan ahli dalam setiap bidang tugasnya.

Baca juga: BRI hadirkan BRILSP ciptakan SDM unggul dan berdaya saing global
Baca juga: Beradaptasi cepat di masa pandemi, BRI luncurkan enam produk fintech

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020