Moskow (ANTARA) - Pengkritik Kremlin, Alexei Navalny, meyakini badan intelijen Rusia telah meracuninya dengan agen saraf Novichok karena pihak berwenang melihat dia sebagai ancaman menjelang pemilihan parlemen tahun depan.

"Mereka memahami bahwa ada masalah besar yang mengancam mereka menjelang pemilihan State Duma," kata Navalny dalam wawancara YouTube dengan seorang penulis blog Rusia, Senin (5/10), penampilan video pertamanya sejak keluar dari rumah sakit di Berlin.

Kritikus keras Presiden Vladimir Putin itu bangun dari koma pada awal September setelah pingsan dalam penerbangan domestik di Siberia pada 20 Agustus .

Dokter Jerman mengatakan dia diracun dengan agen saraf Novichok. Jerman, Prancis, dan negara-negara Barat lainnya telah menuntut penjelasan dari Kremlin atas penyakit yang diderita Navalny.

Kremlin telah menolak dugaan apa pun bahwa Putin atau pihak berwenang Rusia bertanggung jawab atas kondisi Navalny.

Navalny mengatakan dia tidak tahu bagaimana racun Novichok masuk ke dalam sistemnya, tetapi dia bisa saja menyentuh sesuatu.

Dia mengatakan pemulihannya bisa memakan waktu dua bulan lagi. Dalam wawancara tersebut, dia sempat menunjukkan tangannya yang masih gemetar.

Navalny mengatakan dia menjalani terapi fisik, tetapi kesehatannya meningkat secara signifikan dan para dokter terkejut bahwa dia cepat sembuh.

Pemilihan parlemen Rusia dijadwalkan pada September 2021, meskipun beberapa laporan media mengatakan bahwa pemilihan itu mungkin dimajukan ke musim semi tahun itu.


Sumber: Reuters

Baca juga: Navalny klaim Putin berada di balik peracunannya

Baca juga: Pengritik Kremlin, Navalny, telah meninggalkan RS

Baca juga: Prancis sebut Navalny diracun dalam upaya pembunuhan


 

Penggunaan Obat Tidak Benar Bisa Menjadi Racun

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020