Penguatan bisnis digital sudah menjadi kebutuhan bagi perusahaan telko seperti halnya Telkomsel. Sementara Gojek yang memiliki ekosistem pasar yang besar dan matang bisa menjadi sumber pendapatan baru yang dibutuhkan oleh Telkomsel
Jakarta (ANTARA) - Pengamat ekonomi sekaligus Direktur Eksekutif Core Indonesia Piter Abdullah menilai rencana Telkomsel berinvestasi di Gojek sebagai solusi untuk mempercepat penguatan bisnis digital yang kini jadi fokus anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk itu.

Menurut Piter dalam pernyataan di Jakarta, Kamis, dengan dukungan Gojek yang memiliki basis data pelanggan yang lebih solid, Telkomsel akan lebih mudah untuk mengoptimalkan kekuatan infrastrukturnya.

"Penguatan bisnis digital sudah menjadi kebutuhan bagi perusahaan telko seperti halnya Telkomsel. Sementara Gojek yang memiliki ekosistem pasar yang besar dan matang bisa menjadi sumber pendapatan baru yang dibutuhkan oleh Telkomsel," ujar Piter.

Piter menambahkan, sinergi dengan Gojek akan mendorong trafik penggunaan data di Telkomsel terus meningkat. Di sinilah kemampuan Telkomsel untuk mengoptimalkan potensi pasar di Gojek bakal menjadi kunci dari keberhasilan dari sinergi itu.

Selain itu, lanjut Piter, sebagai anak perusahaan BUMN, Telkomsel juga dapat ikut membantu percepatan digitalisasi ratusan ribu UMKM yang selama ini menggantungkan usahanya lewat ekosistem Gojek.

"Pandemi COVID-19 telah mendorong terjadinya banyak perubahan perilaku berbisnis. Transaksi daring semakin meningkat dan ini bisa dioptimalkan oleh Telkomsel," kata Piter.

Saat ini Gojek merupakan aplikasi "on demand" dengan jumlah pengguna aktif terbanyak di Indonesia. Data menunjukkan bahwa 1 dari 2 orang Indonesia memiliki aplikasi Gojek.

Disamping itu volume transaksi harian di Gojek juga sangat besar. Dengan 177 juta pengguna, Gojek menjadi rumah bagi 500 ribu UMKM dan hampir 2 juta pengemudi.

Ekosistem bisnis Gojek telah mendapat peringkat satu "user experience" atau pengalaman pengguna sebagai aplikasi paling ramah bagi pengguna.

Selain itu, dalam hal pengalaman pelanggan (customer experience), start up itu menempati posisi terbaik kedua. Penilaian tersebut berasal dari hasil riset global berjudul Delivery Apps in Time of COVID-19: Global Benchmark.

Disebutkan bahwa GoFood telah mendorong protokol keamanan dan kebersihan dalam menjalankan fungsi layanan antarmakanan di tengah situasi pandemi. Fitur tersebut bahkan mengungguli 46 aplikasi pengantaran belanja lainnya di 17 negara di Eropa, Amerika, Afrika, Asia, dan Australia.

"Pandemi ini adalah momentum bagi Telkomsel untuk bisa berinvestasi di startup yang bisa mendukung penguatan bisnisnya. Dan captive market itu tersedia di Gojek," ujar Piter.

Secara bisnis, pendapatan Telkomsel sendiri sudah sangat tergantung dari segmen digital. Pada semester I 2020, ditengah pandemi yang makin meluas, bisnis digital Telkomsel justru tumbuh 13,5 persen daripada semester I 2019.

Pendapatan bisnis digital naik dari Rp28,1 triliun menjadi Rp31,9 triliun. Pendapatan broadband meningkat 14 persen dan layanan digital naik 10 persen.

"Bisnis digital Telkomsel membuat kontribusinya terhadap pendapatan Telkom menjadi 72,4 persen dari 62,2 persen tahun lalu," ujar Direktur Keuangan Telkom Heri Supriadi dalam Public Expose Live 2020 beberapa waktu lalu.

Baca juga: MyTelkomsel tambah ShopeePay di opsi pembayaran

Baca juga: Telkomsel hadirkan mobile BTS di pelosok Indonesia dukung PJJ

Baca juga: Mandiri dan Telkomsel gandeng LinkAja garap kredit mikro digital


 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020