Jakarta (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta mengumpulkan 398 ton sampah dari sisa aksi massa yang menolak Undang-Undang Cipta Kerja pada Kamis (8/10).

"Sampah itu dari sisa aksi massa di seluruh wilayah Jakarta," kata Kepala DLH DKI Jakarta Andono Warih di Jakarta, Jumat.

Andono menjelaskan volume sampah terbanyak dari sisa demonstrasi itu tersebar di sepanjang Jalan MH Thamrin arah Kota dan Jalan MH Thamrin-Blok M.

Diungkapkan Andono, jumlah sampah pada dua jalur itu banyak karena konsentrasi massa terpusat di wilayah tersebut.

"Ini yang paling krusial tapi intinya seluruh wilayah tetap kita jaga kondusivitasnya," tutur Andono.

Baca juga: Wali Kota Jaksel inventarisasi kerusakan fasilitas akibat aksi massa

Sementara itu, Humas DLH DKI Jakarta, Yogi menambahkan petugas mengumpulkan segala jenis sampah berupa sisa pembakaran dan puing termasuk material keras seperti batu maupun kaca.

DLH DKI Jakarta mengerahkan 12 unit mobil penyapu jalan otomatis (road sweeper), 12 mobil pickup, 20 unit truk sampah anorganik dan 30 truk sampah typer.

Kemudian 1.000 petugas Penyedia Jasa Lainnya Orang Perorangan (PJLP), 1.000 karung dan 500 sapu guna membersihkan sampah sisa aksi rusuh.

Sebelumnya, sekelompok massa berunjuk rasa berujung ricuh saat menolak UU Cipta Kerja yang telah disahkan DPR RI pada beberapa wilayah di Jakarta, Kamis.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyiapkan anggaran sekitar Rp25 miliar untuk memperbaiki fasilitas umum milik Pemprov DKI Jakarta yang dirusak massa.

"DKI yang akan membiayai, tadi sudah diprediksi sudah dihitung kira-kira (butuh) Rp25 miliar," kata Anies.

Baca juga: Kelurahan Karet kerahkan 40 PPSU bersihkan puing sisa aksi massa

Imbas dari demonstrasi itu, banyak fasilitas umum yang mengalami kerusakan, termasuk 18 halte Transjakarta yang asetnya dimiliki BUMD PT Transportasi Jakarta, bahkan beberapa di antaranya dibakar oleh massa tak dikenal.

Anies menyebutkan untuk halte-halte yang rusak tersebut, akan disiapkan halte sementara untuk bisa beroperasi secepatnya melayani warga.

Berdasarkan data yang didapat dari pihak Transjakarta ada 18 halte yang jadi sasaran amuk massa. Delapan di antaranya dibakar dan 10 lainnya mengalami kerusakan parah.

Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020