Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 mengungkapkan 123 orang demonstran reaktif COVID-19 saat dilakukan tes cepat setelah diamankan aparat keamanan dalam aksi tolak UU Cipta Kerja pada 8 Oktober 2020.

"Dari data sementara massa yang diamankan oleh pihak kepolisian dan TNI yang mengawal jalannya demonstrasi di beberapa provinsi, sangat memprihatinkan," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual di gedung BNPB Jakarta, Selasa.

Baca juga: Satgas COVID ingatkan lagi masyarakat hindari kerumunan, terapkan 3M

Baca juga: Pemerintah siapkan vaksin untuk tenaga medis hingga masyarakat miskin


Menurut Wiku, ada 21 orang reaktif dari 253 demonstran di Sumatera Utara, 34 orang reaktif dari 1.192 demonstran di DKI Jakarta, 24 orang reaktif dari 650 demonstran di Jawa Timur, 30 orang reaktif dari 261 demonstran di Sulawesi Selatan, 13 orang reaktif dari 39 demonstran di Jawa Barat, dan 1 orang reaktif dari 95 demonstran yang diamankan di Yogyakarta, sedangkan hasil tes demonstran di Jawa Tengah masih dalam tahap konfirmasi.

"Berdasarkan hasil pantauan dari aksi pekan lalu terdapat dua kelompok utama yang menyampaikan aspirasinya secara terbuka, yaitu kelompok mahasiswa dan kelompok buruh. Ini adalah cerminan puncak gunung es dari hasil pemeriksaan yang merupakan contoh kecil saja bahwa virus ini dapat menyebar dengan cepat dan luas," ungkap Wiku.

Wiku memprediksi angka tersebut akan meningkat dalam 2-3 minggu ke depan, karena peluang penularan COVID-19 dari demonstran yang positif COVID-19 ke demonstran lainnya.

"Sebagai antisipasi adanya aksi lanjutan, kami imbau agar pihak universitas yang mahasiswanya mengikuti kegiatan untuk melakukan identifikasi serta testing. Bagi mahasiswa yang hasil testingnya reaktif agar segera ditelusuri kontak terdekatnya atau 'tracing'," tambah Wiku.

Wiku juga minta disediakan tempat isolasi bagi mahasiswa yang terindikasi reaktif atau positif.

Baca juga: Satgas: Ada 94 zona oranye COVID-19 tanpa perbaikan selama 6 pekan

"Selanjutnya, bagi kelompok buruh, Satgas meminta agar segera dibentuk Satgas COVID-19 di tingkat perusahaan. Satgas di tingkat perusahaan ini selanjutnya dapat berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk melakukan 'screening' kepada buruh yang mengikuti aksi penyampaikan aspirasi," tambah Wiku.

Bagi mereka yang hasil tesnya reaktif, dapat segera ditelusuri kontak terdekatnya. "Selain itu, kami meminta kepada kepolisian maupun TNI untuk melanjutkan testing terhadap para anggotanya yang bertugas mengamankan aksi pada minggu lalu. Jika ada yang reaktif juga segera lakukan 'tracing' untuk memastikan kontak terdekatnya," kata Wiku.

Hingga Selasa (13/10) jumlah terkonfirmasi COVID-19 di Indonesia mencapai 340.622 orang dengan penambahan sebanyak 3.906 kasus dengan jumlah kasus aktif 65.299. Terdapat 263.296 orang dinyatakan sembuh dan 12.027 orang meninggal dunia. Sedangkan jumlah pasien suspek mencapai 153.822 orang.

Baca juga: Satgas: Demo tak kehilangan esensi dengan taat protokol kesehatan

Baca juga: Satgas: Penanganan COVID-19 yang baik jadi kekuatan nasional


Kasus positif COVID-19 di DKI Jakarta pun sudah mencapai 89.228, selanjutnya Jawa Timur dengan 47.595 kasus, Jawa Barat dengan 28.087 kasus, Jawa Tengah 27.106 kasus, dan Sulawesi Selatan 16.917 kasus.

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020