Kupang (ANTARA) - Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur Irjen Pol Lotharia Latif menginginkan agar semua pihak menahan diri soal konflik antara Pemerintah Provinsi dengan warga Pubabu Besipae, Kabupaten Timor Tengah Selatan, pada Rabu (14/10) kemarin.

"Saya khusus Besipae ini ingin semua pihak menahan diri sehingga tidak menimbulkan konflik berkepanjangan," katanya kepada wartawan di markas Polda NTT di Kupang, Kamis.

Orang nomor satu di Polda NTT itu mengatakan bahwa jika ada ketidakpuasan dari salah satu pihak maka harusnya ditempuh melalui jalur hukum apalagi Komnas HAM sudah memberikan rekomendasi atas konflik itu.

Ia berharap agar semua pihak yang sudah mendapatkan rekomendasi tersebut dari Komnas HAM hendaknya melaksanakan rekomendasi itu sehingga tak menimbulkan konflik lagi.

"Adapun jika ada ketidakpuasan mereka soal status maka ada langkah hukumnya," tambah dia.

Terkait sudah adanya tindakan saling melapor dari kedua belah pihak yakni dari Pemprov NTT dan juga dari warga di Besipae kata dia secepatnya akan diproses dan segera akan langsung digelar kasusnya itu.

Karena memang ujar di polisi dalam hal ini netral dan siap menerima berbagai laporan jika ada tindakan kekerasan atau berbagai hal yang merugikan salah satu pihak.

Sementara untuk personel diturunkan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan di lokasi ujar dia nanti akan dilakukan oleh Kapolres Timor Tengah Selatan.

Baca juga: Pemprov NTT imbau warga jangan pelintir konflik lahan di Besipae

Sebelumnya konflik memperebutkan lahan kembali terjadi di Pubabu Besipae, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Pulau Timor, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang melibatkan warga dan petugas dari Pemerintah Provinsi NTT pada Rabu (14/10) kemarin.

Dilaporkan sejumlah perempuan dan anak terluka akibat adanya aksi dicekik dan dibanting sehingga menimbulkan seorang ibu jatuh dan tak sadarkan diri.

Dalam video yang beredar berdurasi 2 menit 36 detik, tampak sejumlah warga perempuan dan petugas dari pemerintah saling beradu mulut.

Sedangkan di sisi lain beberapa warga terlihat sedang berkelahi dengan kaki dan tangan dengan sejumlah petugas serta beberapa orang dari kelompok pemerintah yang mengenakan pakaian sipil.

Seorang perempuan sempat terjatuh setelah ditendang beberapa orang lain dari kelompok pemerintah, sementara seorang warga lain tergeletak dan terlihat tak menyadarkan diri setelah tubuhnya ditarik hingga membuatnya terhempas ke tanah.

Konflik ini sempat terjadi pada Agustus lalu, namun setelah itu mereda setelah adanya penjelasan dari berbagai pihak termasuk juga Komnas HAM yang turun langsung ke lokasi untuk mengatasi masalah konflik itu.

Baca juga: Konflik memperebutkan lahan kembali terjadi di Besipae NTT

Baca juga: WALHI akan surati Gubernur NTT untuk hentikan aktivitas di Besipae

Baca juga: Konflik Besipae, Pemprov NTT laporkan tindak kekerasan terhadap staf

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020