Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menilai pemahaman keliru masyarakat tentang vaksin COVID-19 yang dianggap dapat membunuh virus, harus diluruskan karena kehadiran vaksin jangan sampai mempengaruhi tingkat kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Persepsi keliru bahwa kehadiran vaksin dalam waktu dekat bisa membunuh virus jangan membuat masyarakat justru menjadi terlena dalam penerapan protokol kesehatan," kata Lestari Moerdijat atau Rerie dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.

Menurut Lestari, vaksin bukan obat pembunuh COVID-19 melainkan berfungsi untuk meningkatkan antibodi manusia agar tidak tertular COVID-19.

Dia mengutip survei Badan Pusat Statistik (BPS) September lalu bahwa dari 90.967 responden yang disurvei, tingkat kepatuhan responden menggunakan masker saat berada di luar rumah mencapai 91,98 persen.

Baca juga: Wapres: Vaksin adalah ikhtiar mencegah penyakit
Baca juga: Sri Mulyani: Ketersediaan vaksin dukung pemulihan ekonomi
Baca juga: Pemerintah berupaya sediakan vaksin COVID-19 dari tiga jalur


"Pada survei yang dilakukan secara daring pada 7-14 September 2020, tingkat kepatuhan responden dalam menjaga jarak dan mencuci tangan masing-masing berada di angka 73,54 persen dan 75,38 persen. Artinya masih ada 22-25 persen masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan, khususnya dalam menjaga jarak dan mencuci tangan," ujarnya.

Rerie mengatakan, masih cukup banyak persentase masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan, berpotensi menciptakan sumber-sumber penularan baru.

Kondisi itu menurut dia, merupakan tantangan tersendiri bagi para pemangku kepentingan dalam pengendalian COVID-19 di Tanah Air menjelang penerapan vaksin COVID-19 kepada masyarakat.

Dia mengaku khawatir persepsi yang salah terhadap berita kehadiran vaksin COVID-19 di Indonesia akan menambah jumlah orang yang abai terhadap protokol kesehatan.

Menurut Rerie, publik harus diberikan pemahaman bahwa vaksin akan lebih ampuh untuk mencegah penularan bila dibarengi dengan mematuhi protokol kesehatan, yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak.

"Perlu kerja sama semua pihak untuk menyadarkan masyarakat agar tidak terlena oleh berbagai informasi mengenai penemuan vaksin, termasuk Vaksin Merah Putih yang dikembangkan di Indonesia," katanya.

Menurut Rerie, penemuan vaksin itu penting namun akan jauh lebih ampuh menekan COVID-19 apabila dibarengi dengan tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020