Ini menjadi masalah dan itu terjadi sebelum adanya pandemi COVID-19
Jakarta (ANTARA) - Tenaga khusus pendidikan Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) Indonesia Nugroho Indera W mengatakan secara global terdapat 175 juta anak usia dini atau setara setengah dari jumlah populasi anak usia pra-sekolah tidak memiliki akses ke layanan pendidikan anak usia dini (PAUD).

"Ini menjadi masalah dan itu terjadi sebelum adanya pandemi COVID-19," katanya pada kegiatan peluncuran analisis perkembangan anak usia dini Indonesia 2018 secara virtual yang dipantau di Jakarta, Selasa.

Setelah terjadinya pandemi COVID-19 di berbagai negara, tentunya kondisi tersebut memperburuk atau meningkatkan krisis bagi anak-anak yang tidak bisa mengakses PAUD.

Kondisi tersebut akan berpengaruh terhadap hasil pencapaian perkembangan anak yang meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotorik, hingga sosial spiritual moral.

Ia mengatakan COVID-19 telah menyebabkan krisis akut pada pengasuhan dan pembelajaran yang berdampak pada hasil capaian perkembangan anak sehingga diperlukan upaya secara sistematis memonitor dan melakukan intervensi yang berbasis bukti atau data.

Tujuannya ialah melihat tren dari tahun ke tahun serta mengkomparasikan data-data perkembangan anak dengan negara-negara lain.

Ia menjelaskan pengukuran perkembangan anak dapat meningkatkan kesempatan anak usia dini untuk tumbuh kembang secara optimal. Artinya, hal tersebut dapat menjadi sebuah acuan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan terkait sumber daya manusia khususnya anak usia dini.

Sifat perkembangan anak usia dini, kata Nugroho Indera W, adalah multidimensional. Sebab, pada prosesnya tidak hanya mengukur aspek kognitif namun juga fisik, motorik kasar maupun motorik halus dan lain sebagainya.

Sementara itu, Deputi Bidang PMMK Kementerian PPN/Bappenas Subandi Sardjoko mengatakan berbicara masalah PAUD artinya upaya memenuhi kebutuhan esensial bagi anak.


Pertama, pengasuhan yang baik. Anak yang tumbuh dengan sehat dan memiliki kecerdasan intelektual bagus dipengaruhi pola asuh yang baik saat dia kecil bahkan dari dalam kandungan.

Yang kedua, ialah masalah kesehatan dan gizi. Setiap orang tua juga harus paham mengenai dua hal poin tersebut agar tumbuh kembang anak berjalan dengan optimal.

"Kebutuhan esensial lainnya ialah perlindungan bagi anak dari kekerasan," demikian Subandi Sardjoko.

Baca juga: PAUD harus mencakup seluruh dimensi, sebut Direktur Bappenas

Baca juga: Tingkatkan kapasitas pengajar PAUD, OKU-SEAMEO CECCEP jalin kerja sama

Baca juga: Nadiem Makariem: PAUD kunci pembangunan SDM sepanjang hayat

Baca juga: Kemendikbud imbau orang tua tetap masukkan anaknya ke PAUD

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020