Jakarta (ANTARA) - Sejarah Indonesia tak berhenti berkisah soal solidaritas yang menjadi kekuatan menghadapi hambatan, terlebih selama pandemi virus corona (COVID-19).

"Sebuah kekuatan energi yang menembus sekat agama, suku, ras dan status sosial serta menggerakkan masyarakat ikut terlibat memikul beban dengan segala hal yang dimiliki dan dikerjakan," demikian dikutip dari "Buku Laporan Tahunan 2020, Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf: Bangkit Untuk Indonesia Maju" di Jakarta, Selasa.

Bermula dari kegelisahan warga atas hidup yang kian sulit akibat wabah yang entah sampai kapan. Lalu muncul ide sederhana, yakni membantu sesama dengan menghimpun tenaga dan sumber daya.

Dari skala kecil, kampanye hidup sehat, membuat dapur umum bagi warga yang kekurangan, membeli produk tetangga dan kolega yang terkena PHK, hingga beramai-ramai ikut merakit dan menjahit alat pelindung diri (APD) ketika barang itu langka dan jadi rebutan dunia.

Kemudian, para ibu bergerak membuat masker kain dan APD untuk dibagikan gratis mengingat masker langka dan harganya tak terjangkau.

Baca juga: "Kampung Tangguh" untuk menangkal COVID-19 dengan kearifan lokal

Ada juga yang menyediakan rumah, gedung sampai hotel untuk menjadi rumah sakit darurat. Para seniman mengelar pertunjukan online.

Selain membuat gembira, juga menghimpun dana. Tak disangka, dana mengalir tanpa henti dan diberikan bagi warga terdampak COVID-19.

Ini hanya sebagian dari jutaan kebaikan yang lahir dari solidaritas. Pada akhirnya sejarah mencatat, bangsa ini selamat dari ujian berat.

"Bukan pemerintah saja yang harus bekerja cepat tetapi karena kita menyadari ada solidaritas yang menjadikan kita kuat," demikian salah satu pernyataan di buku tersebut.
Baca juga: Perempuan Tangguh Jakarta bantu asupan gizi bagi warga Tambak Lorok

Pewarta: Fauzi
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020