Anda harus memikirkan pelemahan dolar AS sebagai perlengkapan yang mungkin lebih tahan lama
New York (ANTARA) - Dolar AS melemah pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), mencapai level terendah satu bulan terhadap sekeranjang mata uang utama, ketika investor menunggu hasil pembicaraan stimulus fiskal menjelang pemilihan presiden AS dan kasus virus corona melonjak di Eropa.

Indeks dolar turun untuk hari kedua, dengan mata uang safe-haven mencapai 92,991, terendah sejak 21 September, saat Ketua DPR Nancy Pelosi optimistis bahwa Demokrat dapat mencapai kesepakatan dengan pemerintahan Trump tentang bantuan tambahan COVID-19 yang bisa didapat awal bulan depan.

Euro, terakhir menguat 0,49 persen, mencapai tertinggi satu bulan 1,184 dolar terhadap greenback, setelah melemah 0,1 persen menjadi 1,17600 dolar di awal perdagangan London.

"Anda harus memikirkan pelemahan dolar AS sebagai perlengkapan yang mungkin lebih tahan lama," kata Yousef Abbasi, ahli strategi pasar global di StoneX.

Sementara pembicaraan stimulus fiskal menemui jalan buntu, investor memperkirakan dapat melampaui pemilihan 3 November, katanya.

“Kisah stimulus paling optimis adalah kisah stimulus 'gelombang biru': Biden mendapatkan Gedung Putih, Senat berubah menjadi Demokrat, dan boom, kami membuka 4 triliun hingga 5 triliun dolar AS dalam pembelanjaan pada 2021, terkait dengan stimulus, beberapa inisiatif Biden tentang infrastruktur, energi hijau dan hal-hal semacam itu,” ujarnya.

Sementara pasar yakin bahwa kemenangan Biden akan menghasilkan lebih banyak stimulus fiskal, investor juga waspada terhadap hasil pemilu yang berpotensi digugat yang dapat meningkatkan daya tarik safe-haven greenback.

"Saat kita mendekati pemilihan AS dan dengan infeksi COVID di seluruh dunia meningkat dengan cepat, investor mungkin menahan diri untuk tidak terlibat dalam posisi perdagangan besar," kata Charalambos Pissouros, analis pasar senior di JFD Group.

Prancis melaporkan lonjakan besar jumlah orang yang dirawat di rumah sakit dan Irlandia mengumumkan beberapa pembatasan terberat di Eropa.

Namun, pasar tetap dalam kisaran baru-baru ini dengan volume valuta asing turun di tengah meningkatnya ketidakpastian di Amerika Serikat dan Eropa.

"Pasar mata uang berada dalam mode tunggu-dan-awasi dengan pedagang yang tidak mau mengambil taruhan besar sebelum risiko peristiwa besar seperti itu," kata Lee Hardman, ahli strategi mata uang di MUFG di London.

Sterling merosot 0,07 persen menjadi 1,2941 per dolar.

Kepala negosiator Brexit Inggris David Frost mengatakan tidak ada dasar untuk melanjutkan pembicaraan perdagangan dengan Uni Eropa kecuali ada perubahan mendasar dalam pendekatan Brussel.

Ketahanan pound terhadap arus berita negatif menunjukkan optimisme bahwa kesepakatan pada akhirnya akan tercapai, kata Stephen Innes, kepala strategi pasar global di Axi.

"Semoga kemajuan yang konstruktif bertahan. Rasanya seperti kita memainkan mesin pinball, terpental tapi tidak ke mana-mana akhir-akhir ini,” kata dia.

Di sisi data, pembangunan rumah keluarga tunggal AS melonjak ke level tertinggi lebih dari 13 tahun pada September di tengah suku bunga KPR di rekor rendah dan migrasi ke pinggiran kota serta daerah kepadatan rendah untuk mencari lebih banyak ruang untuk kantor rumah dan sekolah.

"Data ini menunjukkan bahwa konstruksi sedang membara ketika ekonomi menjadi normal di tengah krisis COVID-19," kata ANZ Research dalam sebuah catatan kepada kliennya.

Di tempat lain, safe-haven yen naik tipis 0,05 persen terhadap dolar menjadi 105,4650.

Baca juga: Dolar melemah di tengah optimisme hati-hati seputar paket fiskal AS
Baca juga: Emas "rebound" terangkat penurunan dolar dan harapan paket bantuan AS

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020