Jakarta (ANTARA) - CEO Huawei Consumer Business Group (CBG), Richard Yu mengatakan pemblokiran yang dilakukan Amerika Serikat terhadap perusahaan teknologi asal China, Huawei, merupakan tindakan yang tak adil.

"Bagi Huawei saat ini merupakan waktu tersulit. Kami menderita karena blokir pemerintah AS ronde ketiga. Ini adalah blokir yang tidak adil, membuat situasi sangat sulit bagi kami dalam 30 tahun terakhir," ujar Richard, dalam peluncuran global Huawei Mate 40 Series, Kamis (22/10) malam WIB.

Meski begitu, Richard mengatakan Huawei tetap berinvestasi pada teknologi dan inovasi untuk meningkatkan kehidupan manusia.

Pada Agustus, Huawei mengumumkan akan berhenti memproduksi chipset Kirin andalannya, karena meningkatnya dampak tekanan AS terhadap raksasa teknologi asal China tersebut.

Baca juga: Huawei resmi umumkan Mate 40, Mate 40 Pro dan Mate 40 Pro+

Baca juga: Huawei rombak "image" di Indonesia jadi brand premium


Tekanan AS terhadap Huawei telah membuat divisi chip HiSilicon kesulitan untuk terus membuat chipset, komponen utama untuk ponsel Huawei.

Divisi HiSilicon Huawei mengandalkan perangkat lunak dari perusahaan AS seperti Cadence Design System atau Synopys untuk merancang chipnya dan menyerahkan produksinya ke Taiwan Semiconductor Manufacturing (TSMC), yang menggunakan peralatan dari perusahaan AS.

HiSilicon memproduksi berbagai macam chip termasuk jajaran prosesor Kirin, yang hanya mendukung smartphone Huawei dan merupakan satu-satunya prosesor dari China yang dapat menyaingi kualitas Qualcomm.

Dengan hubungan AS-China yang berada dalam posisi terburuk dalam beberapa dekade ini, Washington mendesak pemerintah di seluruh dunia untuk menekan Huawei, dengan menuding perusahaan tersebut menyerahkan data kepada pemerintah China.

Huawei memastikan bahwa hal itu tidak benar.

"Huawei selama 30 tahun ini kami memiliki reputasi terbaik dalam hal keamanan siber dan perlindungan privasi, dan juga kami memimpin dalam teknologi komunikasi, TIK dan juga consumer business," kata Richard.

Pada Mei, Departemen Perdagangan AS juga mengeluarkan perintah yang mewajibkan pemasok perangkat lunak dan peralatan manufaktur untuk menahan diri berbisnis dengan Huawei tanpa terlebih dahulu mendapatkan lisensi.

"Selama 10 tahun kita menjadi saksi bahwa Huawei telah tumbuh dari brand yang bukan apa-apa menjadi brand smartphone dan perangkat yang memimpin di psar global," ujar Richard.

"Bagi Huawei, tidak peduli seberapa berat saat-saat ini, komitmen kami adalah untuk terus berinovasi, untuk memberikan teknologi terbaik, inovasi terbaik untuk membuat hidup lebih baik," dia menambahkan.

Baca juga: Huawei beberkan teknologi utama dukung transformasi digital Indonesia

Baca juga: Huawei Mate 40 debut pekan depan

Baca juga: Survei: 120.000 warganet China dambakan iPhone, 117.000 pilih Huawei

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020